Apakah Anda Bahagia Menjadi Guru TK?

Apakah Anda Bahagia Menjadi Guru TK?

Post a Comment
Apakah Anda bahagia menjadi guru TK? Pertanyaan ini muncul bersamaan dengan diskusi pagi tadi dengan putri sulung saya yang juga guru TK. Bedanya dia guru kelas after school. Ini yang menjadi pemicu kami berdiskusi. Alih-alih diakhiri dengan solusi, kami malah saling bersitegang dan bubar tanpa solusi.
Apakah Anda bahagia menjadi guru TK
Pagi itu saya berperan sebagai seorang ibu. Namun pada kenyataannya, saya sering terjebak pada peran saya saat ini sebagai seorang kepala sekolah. Saya merasa sedih dan merasa gagal karena tidak bisa memberikan solusi terbaik pada masalah yang dihadapi putri saya. 

Saya mengerti kegundahannya. Sebagai seorang lulus S-1 kependidikan Anak Usia Dini, posisinya sebagai guru after school tentu saja tidak sebanding, karena guru KB atau kasarnya guru di penitipan anak masa depannya tidak secerah guru TK. Apalagi sekarang dengan sistem pendidikan berbasis data satu atap yang memuat sumber data utama pendidikan di Indonesia termasuk data guru. Setiap tahunnya masa karir guru dipantau di dapodik. Sementara guru KB atau guru di penitipan anak/after school tidak termasuk guru yang bisa masuk ke data dapodik karena dianggap shadow teacher/guru pendamping. Sayang memang jika ingin berkarir menjadi guru, karena waktu akan terus berjalan, sementara setelah dua tahun masa bakti guru pendamping tidak bisa mendapatkan dana kesejahteraan guru seperti kesharlindung.

Saya berusaha membesarkan hatinya karena sudah meneken kontrak selama satu setengah tahun kedepan. Selain karena gajinya yang lebih besar dari gaji saya, juga karena lingkungan sekolah juga saya rasa sudah merupakan lingkungan kerja yang terbaik. Sekolah tidak jauh dari rumah. Semoga setelah masa bakti, ada peluang untuk rekrutmen di kelas TK. Siapa yang tahu kan, ada guru TK di sekolah tersebut yang resign, entah karena menikah atau karena hal lainnya.

Kembali lagi kepada topik apakah Anda bahagia menjadi guru TK?

Tentu ini jawabannya subyektif ya. Setiap orang tentu memiliki jawabannya masing-masing. Tergantung pengalaman dan juga cara pandang/mindset yang terbentuk dari pengalaman sehari-hari selama menjalani peran sebagai guru TK.

Cari Tahu Apakah Anda Bahagia Menjadi Guru TK?

Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan jika kita ingin mengetahui apakah kita bahagia menjadi guru TK?

Pertama, cari tahu apa motivasi kita menjadi guru TK. Cara ini mungkin bisa memberikan sedikit pencerahan kepada kita mengapa kita melamar menjadi guru TK. Apapun jenis motivasinya, misalnya karena kesulitan mencari pekerjaan, karena butuh uang, menganggap profesi menjadi guru TK mudah, atau yang lainnya.

Sedikit cerita saya.
Motivasi saya menjadi guru TK karena saya suka sekali dengan dunia anak. Alhamdulillah Allah memberikan jalan yang terbaik untuk saya. Dimulai dengan menjadi seorang penulis cerita anak, kemudian saya ditakdirkan Allah bisa meneruskan studi saya di jenjang lebih tinggi. Saya mengambil S-2 di Sekolah Pascasarjana UIKA Program Studi Teknologi Pendidikan konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini. Saya tidak memiliki ekspektasi tinggi lainnya, selain nantinya ilmu ini akan bisa saya pergunakan untuk menulis buku cerita anak yang lebih baik lagi. Namun pada kenyataannya, Allah memudahkan saya bisa terdaftar menjadi seorang dosen tetap di STAI Ummul Quro yang sedang dirintis pendiriannya. Saat ini sedang menunggu perijinannya dari Dikti. Selama menunggu, saya menjadi dosen Manejemen Pendidikan Luar Sekolah. Alhamdulillah ala kulli hal, itu yang saya dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat.

Saat sedang menunggu, saya ditawari menjadi seorang kepala sekolah di TK Swasta yang kepala sekolahnya lulus tes CPNS. Sehingga peluang untuk melakukan pengabdian di dunia anak semakin terbuka lebar. MasyaAllah. Nikmat mana yang hendak saya dustakan? karena begitu banyak nikmat yang Allah berikan.

Ilmu yang bermanfaat tidak akan menyia-nyiakan orang yang telah mempelajarinya. Jadi ketika kita merasa pekerjaan kita belum sesuai dengan ekspektasi kita, lakukan pekerjaan itu dengan profesional. Sehingga kita akan memiliki pengalaman kerja yang maksimal. Ketika kita akhirnya memutuskan keluar dari sekolah, kita sudah memiliki pengalaman yang berharga. Jika tidak pun orang tidak akan tutup mata dengan apa yang kita lakukan. Jika manusia menutup mata, ada Allah yang melihat pekerjaan kita. Biarkan Allah dan orang-orang beriman yang menilai pekerjaan kita.

Jangan bersedih ketika ternyata pekerjaan kita tidak sesuai dengan harapan. Lakukan yang terbaik. Bahagiakan diri kita dengan apa yang kita bisa.

Kedua, cari alasan mengapa kita bahagia menjadi guru TK. Alasan-alasan ini akan menjadi penguat mengapa kita bahagia menjadi guru TK. Hal ini akan memberikan energi pada diri kita dan kita akan menjadi lebih bahagia karenanya.

Contoh-contoh di bawah ini adalah beberapa alasan yang sering saya pergunakan untuk membuka mindset saya agar saya mencintai pekerjaan dan membuat saya bahagia.

1. Ilmu saya bertambah seiring dengan bertambahnya pengalaman saya sebagai seorang guru. Baik itu ilmu tentang tumbuh kembang anak, ilmu tentang manajemen, ilmu tentang mengelola diri, dan lain-lain.

2. Menjadi salah satu pejuang dalam mencerdaskan anak bangsa. Anak usia dini adalah generasi harapan bangsa kita. Keberhasilan pendidikan pada anak usia dini akan memberikan sumbangsih nyata dalam pembentukan manusia Indonesia yang hebat.

3. Anak-anak TK itu penuh energi, keinginan tahuan yang besar dan jujur. Berinteraksi dengan anak-anak membuat hari-hari menyenangkan dan perasaan dipenuhi kebahagiaan. 

4. belajar bersama anak usia dini, kita menjadi seorang yang kreatif dan dituntut menjadi seorang kreator yang tidak pernah kehabisan ide. Karena setiap hari banyak sekali ide-ide brilian yang keluar dari pikiran-pikiran sederhana mereka yang haus akan ilmu pengetahuan dan butuh jawaban.

5. Menyembuhkan luka masa kecil/inner child. Ketika kebutuhan afeksi kita tidak terpenuhi di masa kecil dahulu. Maka ketika kita menjadi guru TK, kebutuhan itu sedikit demi sedikit terpenuhi. Tumbuh rasa sayang dan kasih kepada anak-anak karena saluran emosi tersalurkan dengan benar. Kita juga tidak malu melakukan hal yang mungkin di pekerjaan lain akan ditertawakan, seperti melompat, menari, menyanyi, berteriak gembira, outing tanpa beban, bermain peran, dan lain-lain.

Sebegitu serunya pengalaman menjadi guru TK, masihkah Anda belum merasa bahagia? Hm, mungkin Anda memerlukan Bahagia Meter. Yuk, cari tahu apa itu Bahagia Meter.

Cari Tahu Kebahagiaan Anda dengan Bahagia Meter

Bahagia Meter adalah sebuah platform interaktif yang dirilis oleh Rumah Zakat untuk mengukur seberapa besar kebahagiaan Anda saat ini.

Saya sudah mencoba test kebahagiaan ini di platform Bahagia Meter. Hasil test Bahagia Meter saya alhamdulillah mencapai 90 poin. Yeyyy ... alhamdulillah! 
Hasil test bahagia meter

Wah enggak nyangka juga bisa sedetail ini lho penjelasannya hasil test bahagia meter ini. Jadi tahu, apa sih yang menjadi parameter kebahagiaan kita. Ternyata ada 5 hal yang mempengaruhinya, yaitu emosi positif, keterlibatan, hubungan, makna, dan pencapaian.

Pada artikel yang pernah saya baca, memang salah satu parameter kebahagiaan itu adanya di hubungan yang berkualitas. Tak sekadar hubungan ala kadarnya saja, termasuk hubungan di pernikahan. Jika hubungan yang dilakukan berkualitas, maka dalam keadaan bagaimana pun akan muncul kebahagiaan. 

Jadi memang sepenting ini ya mengetahui sebahagia apa kita saat ini agar kita bisa melakukan perbaikan ke depannya. Bukan malah bertekad untuk mengakhiri segala aktivitas karena merasa tidak bahagia. 

Nah, cara menggunakan platform test Bahagia Meter ini pun tidak perlu download aplikasi terlebih dahulu, karena platform untuk mengetest kebahagiaan kita ini ini ada di website Rumah Zakat. Anda hanya perlu mengklik link Bahagia Meter saja. Lalu tara, Anda bisa mengisi survey mengenai kebahagiaan Anda semudah menjentikkan ibu jari.

Ikuti langkah-langkah di bawah ini, yaa.
1. klik Bahagia Meter , test ini bisa menggunakan HP atau laptop. Lalu scrool ke bawah, klik Mulai Test.
Bahagia Meter
test kebahagiaan dengan Bahagia Meter

2. Isi nama dan nomor HP, lalu klik mulai. Anda isi testnya dengan sungguh-sungguh ya. Skornya 1-10.
Test Bahagia Meter


3. Setelah selesai, Anda bisa langsung bisa melihat result dari hasil test dan membaca hasil detail dari test kebahagiaan yang Anda kerjakan.
Guru TK

Cukup mudah, yaa.

Saya sudah melakukan test kebahagiaan dengan Bahagia Meter dengan hasil 90, sekarang giliran Anda!

Simpulan

Bahagia itu sederhana, demikian yang sering kita dengar yaa. Sederhana karena ternyata menjadi bahagia itu tidak memerlukan hal yang rumit atau besar. Ketika kita bersyukur dengan pencapaian kecil yang kita dapatkan saja itu sudah bisa dibilang bahagia.

Hanya saja, manusia terkadang perlu banget memvalidasi kebahagiaan itu agar semua orang tahu bahwa dia bahagia. Agar kita bisa memvalidasi kebahagiaan kita setiap hari, kita tidak perlu cemas lagi sekarang, karena sekarang ada Bahagia Meter yang bisa dicek setiap hari, setiap detik, kapan pun Anda inginkan.

Jadi, apakah Anda bahagia menjadi guru TK? Yuk, validasi dengan test kebahagiaan dengan Bahagia Meter dari Rumah Zakat.
Sri Widiyastuti
Saya ibu rumah tangga dengan 6 orang anak. Pernah tinggal di Jepang dan Malaysia. Isi blog ini sebagian besar bercerita tentang lifestyle, parenting (pengasuhan anak) dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga dan perempuan. Untuk kerjasama silakan hubungi saya melalui email: sri.widiyastuti@gmail.com
Newest Older

Related Posts

Post a Comment