Hai, Moms, assalamu’alaikum, apa kabarnya, nih? Pasti lagi
pada sibuk hadir di acara muludan alias Maulid Nabi, ya. Sama dong kita. Alhamdulillah
bulan September lalu atau bulan Rabi’ul Awal merupakan bulan yang istimewa
karena menjadi bulan penanda lahirnya manusia mulia, kekasih Allah, teladan
bagi seluruh ummat manusia, Nabi Muhammad SAW. Meski bulan Rabi’ul awal sudah
berganti menjadi bulan Rabi’ul Akhir, emak-emak seperti saya biasanya lagi pada
sibuk hadir di peringatan Maulid Nabi di berbagai tempat, baik di level RT, RW,
Masjid, dan sekolah.
Pas maulid nabi seperti ini, sering banget kenangan masa kecil kembali tergambar dengan indah tentang peringatan Maulid Nabi. Beberapa hal yang sering diingat dari momen Maulid Nabi di antaranya:
Tradisi Muludan
Biasanya, keluarga dan masyarakat berkumpul untuk merayakan Maulid Nabi dengan berbagai acara seperti pengajian, membaca shalawat, serta mendengarkan kisah-kisah tentang Nabi Muhammad SAW. Ada suasana hangat dan penuh kekeluargaan, di mana semua orang dari berbagai usia ikut terlibat.
Hiasan dan Kemeriahan
Rumah-rumah dan masjid sering kali dihias dengan lampu-lampu dan kain-kain berwarna cerah. Ketika kecil, melihat semua dekorasi tersebut memberikan rasa takjub dan kegembiraan. Acara peringatan ini sering kali dibuat meriah, seperti dengan pawai obor di malam hari atau acara lomba-lomba antar anak-anak.
Makanan Khas
Salah satu hal yang tak terlupakan adalah makanan yang selalu hadir di peringatan Maulid Nabi. Di beberapa daerah, ada makanan khas yang hanya disajikan pada perayaan ini. Contohnya, hidangan nasi kebuli, kue-kue tradisional, atau bubur berkat yang dibagikan kepada para peserta acara.
Shalawat Bersama
Salah satu bagian yang paling berkesan adalah membaca shalawat bersama. Suasana khusyuk di tengah lantunan shalawat yang penuh semangat membuat hati terasa damai. Bagi anak-anak, meskipun mungkin belum memahami seluruh maknanya, ada perasaan bahagia bisa ikut bernyanyi bersama.
Cerita Tentang Nabi Muhammad
Pada peringatan ini, cerita tentang kehidupan Nabi Muhammad sering kali diceritakan ulang, terutama bagian-bagian yang penuh teladan bagi anak-anak. Mendengar kisah tentang sifat-sifat terpuji Nabi, seperti kasih sayang dan kesederhanaan, memberikan inspirasi tersendiri. Allahumma sholli ala Muhammad.
Jadi tambah kangen
masa kecil dulu, kan, jadinya. Huhuhu.
Oiya, ada
yang ingat tidak, Kalau dulu tuh, makanan muludan kan dikemasnya pakai besek
atau bongsang, ya, itu lho keranjang kecil yang terbuat dari anyaman bambu. Terus,
isi berekatnya banyak banget. Ada nasi, lauk pauknya, pisang, kue berbagai macam.
Terus makan berekat deh barengan sama temen-temen, sampai kenyang.
Nah, tradisi
seperti yang disebutkan di atas itu masih terus dilaksanakan sampai sekarang.
Namun, sayangnya, sekarang berekatnya dikemas dengan kemasan berbahan plastik,
seperti styrofoam atau mika. Ada sih yang kardus juga tapi tidak banyak. Belum
air kemasannya menggunakan air mineral yang gelasnya plastik. Alhasil sampah
bekas maulid nabi menjadi pemandangan yang menyedihkan karena tidak sesuai
dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Saat ini sampah
kemasan makanan telah menjadi salah satu bencana besar bagi lingkungan.
Dampaknya tak hanya merusak pemandangan, namun juga merusak ekosistem yang terdampak
sampah secara luas dan menciptakan masalah serius bagi alam karena sampah plastik
dan styrofoam itu penguraiannya lambat, partikel mikroplastik juga bisa saja
tertelan oleh kita, kerusakan pada air dan tanah, dan kesulitan dalam daur ulang.
Jadi untuk mengatasi masalah sampah plastik ini yang
saya lakukan adalah sebisa mungkin mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai
dari bahan plastik dengan beralih ke kemasan ramah lingkungan atau yang dapat
didaur ulang.
Pelepah Pinang Solusi Wadah Kemasan Ramah Lingkungan
Berbicara tentang wadah kemasan ramah lingkungan, sebenarnya
dari zaman dulu kita sudah terbiasa menggunakan daun pisang, daun jati, besek dan
bongsang dari anyaman bambu untuk keperluan mengemas makanan. Namun seiring
berjalannya waktu, masyarakat lebih suka menggunakan styrofoam atau plastik mika karena dinilai
lebih ekonomis dan lebih praktis. Padahal, bahan-bahan itu sangat tidak ramah lingkungan.
Akhirnya saya googling dong, selain daun
pisang, daun jati, besek dan bongsang, wadah kemasan apa lagi yang praktis dan
ramah lingkungan, ya?
Alhamdulillah saya menemukan wadah kemasan praktis
ramah lingkungan dari pelepah pinang.
Wadah kemasan makanan sekali pakai yang menyerupai styrofoam
ini adalah hasil inovasi baru yang dilakukan oleh Rengkuh Banyu Mahandaru, CEO Plepah Indonesia yang membuat wadah kemasan ramah lingkungan dari pelepah pinang.
Mengapa wadah kemasan sekali pakai ini bisa menjadi
solusi kemasan ramah lingkungan? Karena wadah kemasan pelepah pinang ini
termasuk kemasan Biodegradable (mudah terurai) dan dari bahan alami
sehingga tidak membahayakan pengguna sehingga ramah lingkungan.
Berkenalan dengan Ceo Plepah Indonesia
Ceo Plepah Indonesia ini bernama Rengkuh Banyu Mahandaru. Meski pun usianya terbilang muda, dia sudah menjadi Ceo di perusahaan
Plepah Indonesia.
Ceo Plepah Indonesia: Rengkuh Banyu Mahandaru |
Usaha membuat wadah kemasan pelepah pinang ramah lingkungan ini dimulai tahun 2018. Waktu itu dia masih menjadi pekerja kantoran yang bekerja dari pukul 9 pagi hingga 5 sore, sehingga walhasil dia seringkali memesan makanan siap antar lewat ojol. Lalu, dia menemukan bahwa setiap kali pesan makanan selalu diantar menggunakan wadah kemasan Styrofoam. Saat itu Rengkuh belum menjadi penggerak lingkungan, namun karena setiap hari dia memikirkan dampak memakan makanan yang dikemas dalam wadah tidak ramah lingkungan tentu akan berdampak juga pada Kesehatan.
Akhirnya tahun 2018, Rengkuh mulai
mendedikasikan dirinya untuk membuat sebuah inovasi wadah kemasan yang ramah lingkungan
dan ramah Kesehatan.
Ide inovasi pelepah pinang wadah kemasan ramah
lingkungan ini berawal ketika dia melihat di India, terutama daerah Jaipur di
mana masyarakat sana menggunakan piring dan mangkuk kecil yang terbuat dari
daun jati kering.
Lalu, akhirnya Rengkuh membuat wadah kemasan
seperti wadah makanan sekali pakai, piring, mangkuk, dari bahan pelepah pinang
karena di Indonesia pelepah pinang berlimpah dan menjadi limbah yang tidak
terpakai.
Lelaki dengan background packaging designer
ini dengan tekun melakukan try and error dalam pembuatan wadah kemasan
pelepah pinang, akhirnya Rengkuh berhasil membuat wadah kemasan dari pelepah
pinang yang ramah lingkungan.
Hasil inovasi terbaiknya ini akhirnya membawa
Rengkuh Banyu Mahandaru mendapatkan penghargaan dari Satu Indonesia Awards 2023
sebagai Pejuang Lingkungan Bermodal Limbah Pelepah.
Wah, selamat ya Mas Rengkuh.
Simpulan
Moms, apa pun acaranya, yuk kita pergunakan kemasan
ramah lingkungan seperti wadah kemasan dari pelepah pinang ini. Harganya juga
cukup terjangkau. Penerapan solusi kemasan ramah lingkungan ini bukan hanya
tanggung jawab pengusaha atau pedagang, tetapi juga kita para konsumen. Kerja
sama antara berbagai pihak sangat diperlukan untuk menciptakan perubahan yang
signifikan sehingga kita hanya menggunakan wadah kemasan ramah lingkungan saja
untuk menjaga kelestarian alam kita.
Terima kasih Mas Rengkuh Banyu Mahandaru, sebab
menciptakan wadah kemasan ramah lingkungan dari pelepah pinang, sehingga
emak-emak seperti saya jadi punya pilihan dalam menggunakan wadah makanan
sekali pakai yang ramah lingkungan!
Referensi:
- https://www.astra.co.id/satu-indonesia-awards
- https://money.kompas.com/read/2024/03/05/060700926/cerita-rengkuh-banyu-mahandaru-bangun-bisnis-kemasan-ramah-lingkungan-plepah-?page=all
Post a Comment
Post a Comment
iframe komentar