Surya Dharma dan gerakan tuntas belajar 12 tahun. Sungguh mulia gerakan yang dilahirkan Surya bersama dengan istrinya yang sama-sama guru. Tak ingin anak-anak di wilayahnya tak mengecap belajar hingga lulus SMA, sehingga mendorongnya mendirikan PKBM Khatulistiwa di lingkungan rumahnya di Kecamatan Ulujadi, Palu, Sulawesi Tengah.
Apa Pentingnya Belajar 12 Tahun?
Sebagai dosen Manajemen Pendidikan Luar Sekolah saya tegaskan bahwa menuntaskan belajar selama 12 tahun di Indonesia itu penting. Mengapa demikian? Pertama, orang yang berilmu tentu berbeda dengan orang yang tidak berilmu. Kedua, pendidikan selama 12 tahun cukup memenuhi dasar pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam hidup bermasyarakat. Ketiga, belajar 12 tahun akan memberikan dampak semakin berkembangnya keterampilan seseorang dalam bergaul, berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain. Keempat, memberikan peluang bekerja lebih luas dan di beberapa lembaga akan mendapatkan tunjangan kesejahteraan. Kelima, memiliki kesempatan belajar lagi pada tingkat pendidikan tinggi, dan keenam, meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup.
Kesemua alasan itu merupakan tujuan dari pendidikan nasional yang inti dari tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf kesejahteraan hidup keluarga dan masyarakat.
Oleh karena itulah, saya mendorong mahasiswa saya untuk menjadi tenaga profesional di bidang pendidikan nonformal untuk membantu anak-anak yang tidak bisa bersekolah karena terhambat biaya sekolah yang makin besar atau tidak tersedianya sekolah di dekat rumahnya dan juga bagi anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena masalah ekonomi keluarga.
Surya Dharma dan Gerakan Tuntas Belajar 12 Tahun
Berangkat dari kegalauan pak Surya Dharma karena di lingkungan tempat tinggalnya, banyak anak-anak yang tidak menjadikan belajar 12 tahun ini sebagai prioritas. Boro-boro untuk memiliki cita-cita setinggi langit, untuk bermimpi menyelesaikan pendidikan di SMA pun tidak pernah terpikirkan.
Hal ini karena banyaknya keluarga tidak mampu di lingkungannya. Biasanya, orang tua merasa sudah cukup dengan menyekolahkan anak-anak sampai lulus SMP, bahkan ada juga yang hanya lulusan SD. Bukan tanpa alasan orang tua ini tidak menyekolahkan anaknya hingga jenjang sekolah lebih tinggi, kebanyakan orang tua adalah buruh cuci dan buruh bangunan.
Jadi anak-anak ini kalau tidak ikut bekerja dengan orang tua, ada juga anak yang dinikahkan ketika sudah lulus SMP. Daripada melanjutkan pendidikan SMA, anak-anak masyarakat di sekitar Pak Surya ini lebih memilih bermain di jalanan sebagai pengamen, bekerja sebagai tukang parkir atau menikah.
Inilah yang menjadi salah satu pemantik Pak Surya dan istrinya mendirikan sebuah tempat belajar nonformal untuk anak usia 7 hingga 21 tahun atau setara dengan pendidikan menengah atas. Tujuannya adalah agar anak-anak mau meneruskan belajar dan mengutamakan pendidikan hingga tuntas 12 tahun belajar.
Selain membuka kelas untuk akademik agar anak-anak bisa mengikuti ujian Paket C atau ijazah setara SMA, Pak Surya juga membuka kursus nonformal lainnya seperti kursus Bahasa Inggris, kursus fotografi, kursus komputer dan keterampilan lainnya.
Jadwal kursusnya dilakukan seminggu sekali. Sejak berdirinya hingga hari ini telah berkumpul 150 orang anak-anak didik di PKBM yang dikelolanya. Sehingga ini menjadi hal yang sangat menggembirakan bagi Pak Surya karena dahulu ketika pertama kali berdiri, muridnya hanya berjumlah 10 orang.
Harapan Pak Surya, semoga dengan memiliki minimal ijazah SMA, mereka mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan juga mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam hidup mereka. Salah satunya mereka bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri seperti menjadi seorang entrepreuner.
Simpulan
Pendidikan nonformal yang dilakukan oleh Pak Surya patut diacungi jempol karena dengan adanya gerakan tuntas belajar 12 tahun ini, Pak Surya telah membantu pemerintah dalam turut serta mengentaskan kemiskinan.
Salah satu tujuan dari pendidikan nonformal adalah mengaktualisasikan potensi manusia baik itu sikap, tindak dan karya, sehingga dapat mewujudkan manusia seutuhnya, yang gemar belajar dan mengajar serta dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Itulah mengapa saya tidak heran jika Pak Surya Dharma ini mendapatkan apresiasi atas jasanya ini membangun pendidikan di Palu, Sulawesi Tengah, dengan memberikan anugerah Satu Indonesia Awards pada tahun 2018.
Selamat Pak Surya dan Ibu Surya, keduanya merupakan teladan di dunia pendidikan nonformal. Semoga akan lahir Pak Surya dan Ibu Surya lainnya di wilayah Indonesia, terutama yang masih besar pendudukan miskinnya sehingga akan tumbuh subuh lembaga nonformal di bidang pendidikan ini dan warga masyarakat di sekitarnya yang belum tuntas belajar 12 tahun akan bersemangat belajar dan menggapai cita-citanya.
Di kampungku, zaman sekarang aja masih ada yang gak lanjut sekolah. Aku pribadi, di keluargaku minimal tuntas belajar sampai SMA. Semoga makin banyak Pak Surya Dharma lain buat dunia pendidikan kita ya
ReplyDeleteSemoga makin banyak lagi Surya Dharma berikutnya yang berkontribusi untuk kemajuan negeri ini dan membuat anak-anak Indonesia semakin cerdas dan mendapatkan pendidikan yang layak setidaknya sesuai dengan negara kita minimal 12 tahun sampai SMA
ReplyDeletekereen nih Pak Surya. Alhamdulillah ya masih ada orang yang begitu care dengan dunia pendidikan, apalagi di era sekarang ini, rasanya belajar 9 thn itu belum cukup sih emang.
ReplyDeletelaahh, tamatan SMA aja masih susah bersaing di dunia kerja apalagi kalau gak tuntas 12 tahun itu.
semoga Pak Surya dan Istri selalu diberi kemudahan dalam menjalankan misi luar biasa ini :)
Pak Surya luar biasa ya, semoga banyak masyarakat yang terinspirasi dan mengikuti jejak ya
ReplyDeleteSemoga makin banyak orang yang terbantu dengan dedikasi Pak Surya ya, salut dengan perjuanhannya di dunia pendidikan ini
ReplyDelete