Anjani dan Batik Bantengan. Hallo, Moms, Selamat Hari Batik! Tanggal 2 Oktober lalu seluruh rakyat Indonesia merayakan Hari Batik. Dulu sebelum saya bekerja di TK Ardhialoka, saya jarang sekali merayakan Hari Batik. Maksudnya merayakan dengan benar-benar memakai baju batik bersama rang-orang gitu. Sekarang saya merayakannya di sekolah bersama-sama dengan guru dan anak-anak siswa TK.
Sejak dulu saya suka motif batik yang cantik dan indah. Nenek saya yang banyak sekali koleksi kain batiknya. begitu juga dengan ibu mertua saya. Kain batiknya sampai memenuhi lemari. Seiring perjalanan waktu, saya semakin suka sama batik. Apalagi ketika akhirnya saya dalam sebuah literatur bahwa, konon filosofi dalam pola batik itu mengandung harapan dan doa, lho. Makanya, mengapa batik selalu hadir pada perayaan-perayaan tradisional sejak zaman dahulu kala, karena kandungan doa dan harapan itu.
Dulu sebelum saya tahu tentang filosofi yang terkandung dalam pola batik itu, ketika saya perjalanan pindah dari Bogor ke Johor, Malaysia, saya memilih batik untuk kostum kami sekeluarga. Jadi kami seragaman batik kayak mau pergi haji gitu hihihi Saking bingungnya milih baju berpergian bersama, akhirnya pilihan saya kepada batik. Selain motifnya yang membuat baju elegan, namun juga kainnya biasanya menyerap keringat.
Saya dan keluarga, berbatik saat hendak melakukan perjalanan pindah ke Negeri Jiran |
Ah, jadi flashback kemana-mana, nih. Memang batik itu selalu membangkitkan kenangan. Betul, kan?Apalagi setiap batik itu, kan, ada simbol-simbol yang menguatkan asal dari batik itu dari kota mana dan sejarah yang melekat pada pola/motif yang terdapat pada kain batik.
Baru-baru ini saya terpukau dengan sosok wanita cerdas dan kreatif yang mendirikan sanggar dan galery batik di Andaka, Kota Batu, Malang. Hasil karya batiknya tak hanya terkenal di tanah air namun juga terkenal di mancanegara.
Tak hanya itu saja, dia piawai memadukan kreativitasnya dengan kearifan lokal di mana batik karyanya itu diciptakan. Tak heran, akhirnya dia mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Awards 2017.
Hm, siapakah dia? Dia adalah jeng, jeng, jeng.
Anjani dan Batik Bantengan
Dia adalah Anjani Sekar Arum. Seorang pengrajin batik dari Kota Batu, Malang yang piawai menciptakan motif batik dengan memadukan kearifan lokal setempat.
Motif batiknya ini unik. Ada kepala banteng. Hal ini dilakukannya terinspirasi dengan tradisi Bantengan yang terkenal di Kota Batu, Malang. Tradisi Bantengan ini adalah seni tradisional yang berbau mistis tapi sarat makna filosofis. Bantengan ini memadukan antara seni tari, kanuragan, musik dan ucapan mantra.
Wah, kalau sudah mistis-mistis begini agak merinding juga yaa. Seram. Namun di tangan Anjani, tradisi Bantengan ini dibuat batik tulis dengan motif kepala banteng sehingga kesan mistisnya hilang, yang ada adalah keindahan dan kemewahan.
Anjani mulai membatik tahun 2010 dan mulai mengikuti pagelaran karya pada tahun 2014. Tahun itulah membuat batik kreasinya ini mulai dikenal oleh berbagai kalangan. Malah sempat juga mengikuti pagelaran karya di Praha, Republik Ceko. Namun ternyata setelah banyak pesanan dia harus menghadapi kenyataan tidak mudah mendapatkan pengrajin batik yang rajin dan tekun serta memiliki semangat membatik.
Tahun 2015 Anjani membuka kelas melukis batik di sanggarnya. Waktu itu datang seorang anak berusia 9 tahun bernama Aliya dan memintanya mengajari membatik.
Akhirnya dari satu siswa, Anjani bisa mengajari lebih dari 50 anak membatik. Dari 50 lebih anak ini, ada 28 menjadi pembatik aktif dan dapat diandalkan untuk mengerjakan proyek-proyek pembuatan batik bantengan miliknya.
Apa Saja Produk Batik Bantengan Anjani?
Produknya berupa kain batik tulis, yang dibuat menjadi sepatu bermotif batik, tas tote bag, masker, sarung bantal kursi, sprei, bed cover kemeja batik, gaun batik, souvenir, outer, daster, dan lain sebagainya.
Anjani juga seringkali menggelar fashion show sehingga produknya dikenal baik di tanah air maupun di mancanegara.
Selain menciptakan produk dan menjualnya ke pasaran. Anjani dan Batik Bantengan juga membuka galery dan sanggar melukis batik. Banyak yang datang untuk belajar di sanggar Anjani.
Wah, luar biasa sekali, yaa.
Simpulan
Batik tak hanya sekadar mempercantikan busana kita saat ini. Namun dibalik keindahan dan kecantikannya terkandung harapan dan doa, baik dari pembuatnya juga dari pemakainya.
Batik Bantengan yang diciptakan oleh Anjani salah satunya. Di dalam Batik Bantengan ini tersemat harapan dan doa Anjani yang mengharapkan Batik Bantengan ini menjadi salah satu kearifan lokal Kota Batu, Malang.
Anjani dan Batik Bantengan menjadi salah satu ikon baru di Kota Batu Malang. Kreativitas tanpa batas ini membuat Anjani mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Awards 2017. Selamat, ya, Anjani!
Keren banget ya bisa mengembangkan batik Malang karena aku pun punya kenangan indah mengenai batik, kita emang perlu menjaga kelestarian budaya Indonesia terutama batik ini
ReplyDelete