Akhir bulan Maret saya tutup dengan hamdallah. Qodarullah saya harus merawat tiga anak demam di minggu terakhir ini. Alhamdulillah akitnya tidak lama-lama dan semoga bukan karena terinfeksi virus itu yaa. Sekarang ketiganya sudah sembuh.
Berawal dari Teteh (S2), anak saya yang nomor dua merasa tidak enak badan, tenggorokannya sakit dan kepala pusing. Saya dan suami sudah mulai meningkatkan kewaspadaan. Jangan-jangan anakku terinfeksi. Jadi kami sampaikan ke si Teteh untuk memakai masker di rumah dan merawat sakitnya.
Memang mau tidak mau ketika sekolah dibuka dan pembatasannya mulai dikurangi, kita harus siap-siap menghadapinya. Pas sekali Teteh juga sudah mulai menghadapi berbagai macam tugas akhir karena dia sekolah di SMK, uji kompetensinya mempresentasikan video produk yang dibuatnya terkait UMKM di dekat rumah.Anakku nomor 2 ini sibuk banget selama seminggu, dari mencari bahan, narasumber, membuat proposal, membuat skenario, membuat storyboard konsep videonya. Kasihan sekali. Tapi mau bagaimana lagi, karena tugas akhir di kelas XII ini menentukan kelulusan dia di SMK bidang multimedia.
Efek dari kesibukannya itu, finally dia demam dan mengalami pilek. Alhamdulillah sudah vaksin covid-19 dan sudah mendapatkan boosternya juga. Gejalanya ringan dan 3 hari sudah pulih kembali.
Setelah sembuh, Teteh membuat roti bersama kedua adiknya, S5 dan S6. Biasa deh, yaa, kalau sudah merasa sembuh suka lupa gak pakai masker. Ketika membuat roti ketiganya riang gembira. Apalagi rotinya juga sukses dan enak hasilnya.
Keesokan harinya S6 tiba-tiba tidur lagi setelah bangun pagi. Bangun pukul 11 siang, dengan mengerang lirih. Saya usap dahinya, panas. Lalu saya ukur suhu tubuhnya, 41 derajat celcius. Ya, Allah. Gimana, ini?
Jujur saya sedikit panik, tapi saya kuatkan diri, dan berdoa dalam hati, semoga ini bukan infeksi virus corona. Karena Saki, anakku yang nomor 6 ini belum divaksin karena usianya under 6 tahun.
Saya coba berdialog dengan Saki, dia masih bisa menjawab meski dengan anggukan dan gelengan kepalanya. Artinya dia masih sadar. Lalu saya ambil parasetamol tablet untuk anak dan memberikannya satu tablet. Agak meringis Saki memakan obat penurun panas itu. Awalnya disangkanya manis kali ya, karena warnanya pink. Tapi alhamdulillah, dia tetap memakannya sampai habis. Saya beri dia minum juga supaya tidak dehidrasi.
Setelah minum obat, Saki mulai tenang. Dia minta makan, saya buatkan bubur oat agar mudah ditelan dan telur dadar. Setelah makan bubur oat dia minta dibuatkan susu kurma. Alhamdulillah masih mau makan dan minum.
Selesai dengan Saki, kakaknya S5 mengeluh sakit tenggorokan dan pusing. Saya minta dia minum yang banyak agar melegakan tenggorokannya yang sedang sakit. Lalu memberikan multivitamin untuk diminum.
Menjelang maghrib, abinya pulang membawa minuma isotonik kesukaan Saki. Saki langsung meminumnya, sayangnya, ternyata mungkin kepalanya masih sakit, semua minuman yang dia minum dimuntahkan balik. Ya, Allah, saya sedih sekali melihatnya. Abinya terlihat panik. Suamiku memang begitu, kalau anak-anaknya sakit, dia yang paling cengeng.
Selesai mengganti pakaian Saki, saya bereskan tempat tidur. Alhamdulillah, sprei yang saya pergunakan menggunakan sprei waterproof jadi air muntahan tidak menembus kasur. Saya lebih mudah membersihkan bekas muntahannya juga.
Dari malam itu Saki lemah sekali, tidak ada ceria lagi. Biasanya energinya sangat besar sekali. Bisa bolak balik dari kamar depan ke dapur berlari bisa lebih dari 10 kali. Memberantakin rumah dengan mainannya, menyanyi, mengaji, duh, saya sedih sekali melihatnya terbaring sakit.
Kakak-kakaknya juga sedih, katanya "Dedek kalau sakit kelihatan banget, ya. Biasanya pecicilan sekarang diam aja."
Kakak S5 yang juga demam, alhamdulillah sudah lebih dulu turun. Sakit tenggorokannya sudah mereda, tapi menyisakan batuk. Alhamdulillah kakak S5 kooperatif, mau minum obat herbal yang sengaja kami sediakan di rumah, minum air putih, minum multivitamin dan masih lahap makannya. Jadi saya tidak begitu cemas melihat kondisinya.
Bagaimana dengan Saki? Alhamdulilah demamnya hanya 2 hari saja. Kondisinya sekarang sudah mulai membaik, sudah ceria lagi, sudah lari-lari lagi, sudah memberantakin rumah lagi.
Kakaknya berseloroh: "Kalau Dedek sudah sembuh, kamar jadi berantakan!" hihihi tapi mereka lebih suka kamar berantakan daripada melihat adiknya sakit. Me too. Lebih baik mainan dikeluarin semuanya dan dimainin sambil tertawa-tawa senang dibandingkan melihatnya tergolek lemah tak berdaya karena sakit.
Jadi alhamdulillah, banyak hikmah yang dapat dipetik dari sakit bersamaan ini. Kakak-kakak juga timbul empatinya dan perasaan sayang menjadi lebih kuat di antara mereka.
Demam pada Anak dan Cara Mengatasinya
Demam adalah kondisi suhu tubuh yang tinggi hingga 38 derajat selsius hingga lebih. Pada bayi dan anak-anak, jika mereka mengalami demam jika dahinya diraba akan terasa panas, sorot mata layu, badan menggigil, telapak tangan dan kaki dingin, bibir kering dan cenderung rewel.
Ketika anak menunjukan gejala demam, akan terbantu sekali jika kita memiliki alat thermometer di rumah. Oleh karena itu, penting sekali memiliki termometer di rumah agar ketika ada anggota keluarga yang sakit, kita bisa mengukur suhu tubuhnya. Dengan demikian kita bisa melakukan tindakan terbaik pada pasien, apakah di bawa ke dokter atau dirawat di rumah.
Termometer yang saya miliki di rumah adalah termometer yang diletakan di ketiak. Selain yang jenis ini, ada termometer yang diletakan di dubur dan di mulut. Ada juga termometer yang disorot di dahi dan dipasang di telinga.
Untuk memperoleh angka yang tepat, tambahkan 0,6 decel keangka hasil pengukuran di ketiak.
Cara menurunkan Demam pada Anak
Menurunkan suhu tubuh anak yang sedang demam akan membuat anak menjadi lebih nyaman da mengurangi kemungkinan terjadinya kejang panas.
1.Kurangi pakaian anak dan beri pakaian yang ringan berbahan katun
Cara menurunkan demam pertama adalah dengan melepaskan pakaian anak dan memberi pakaian yang lebih ringan (katun yang menyerap keringat). Jangan dijaketin, ya Moms, karena akan membuat suhu tubuh anak malah menjadi meningkat. Baringkan ditempat sejuk, jangan yang dingin.
2. Jaga asupan cairan
Beri minum air putih hangat. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak mengalami dehidrasi. Jika anak menolak, berikan air sedikit demi sedikit. Jangan biarkan anak kekurangan cairan selama demam.
Selain mencegah dehidrasi, minum air hangat juga akan membantu mempercepat menurunkan panas tubuh. Minum 8 sampai 12 gelas selama demam, akan membantu melancarkan peredaran darah, dan mempercepat proses penyembuhan karena air yang diminum akan membantu membuang racun-racun dan zat sisa di dalam tubuh selama sakit.
3. Beri parasetamol jika demam tidak juga turun.
Pemberian obat penurun demam juga dilakukan jika suhu tubuh sudah mencapai 38 derajat celcius hingga lebih. Berikan obat parasetamol dengan dosis sesuai anjuran. Dosis kedua diulang setiap 4 jam sekali sampai demamnya mereda.
Tanda Bahaya saat Anak Demam
Menurut dokter yang pernah merawat anak saya yang kejang panas (step), anak yang demam harus segera dibawa ke dokter jika mengalami satu dari beberapa gejala ini:
- Kejang-kejang selama lebih dari 5 menit
- Terdapat bintik merah gelap yang tidak memudar ketika ditekan hal ini kemungkinan akibat penyakit meningitis.
- Mengantuk yang tidak wajar
- Sakit kepala parah
Simpulan
Moms, ketika anak mengalami sakit atau demam, tentu hati moms menjadi sedih. Namun demikian, jangan panik, ya, Moms. Tetap fokus dan kuatkan diri. Observasi keadaan anak yang demam, sehingga kita bisa memutuskan dengan kepala yang jernih, apakah anak perlu dirawat dokter atau dirawat di rumah.
Perhatikan juga P3K dan obat-obatan bebas penurun panas yang aman tersedia di rumah. Termometer menjadi salah satu alat kesehatan yang penting sekali ada di rumah. Termometer akan membantu Moms dalam mengecek suhu tubuh anak yang demam, apakah masih tinggi atau sudah turun.
Baiklah, Moms, demikian sedikit sharing mengenai tata laksana ketika anak demam, jangan panik, ya, Moms! Mungkin Moms punya tips selama merawat anak-anak yang mengalami suhu tubuh yang panas karena sakit, yuk sharing di komentar.
Otak saya kalau lihat 3 anak panas pasti panik, Mba. Ga bisa setenang mba sri.. Huhuhu.. Yg ada berpikir yang ga2.
ReplyDeleteBtw, kedua anakku kalau panas jadi banyak tidur, Mba. Ternyata ga boleh ya?
kalau lihat anak sakit apalagi sampai demam tinggi pasti kita jadi was-was ya Mbak. Tapi harus tetap tenang biar kita bisa berpikir dengan baik dan merawat anak, emang kudu siapin Parasetamol selalu di rumah atau dalam tas apalagi saat bepergian.
ReplyDeleteMemamg sih anak demam tuh bikin takut dan nyesek, Alhamdullilah sekarang banyak tips ya
ReplyDeleteMasya Allah, Mba. Luar biasa rezekinya, sampai 6 ya permata hati yang Allah hadirkan (eh bener gak ya 6?) Kalau anak2 udah sakit, emang bikin deg2an juga ya. Apalagi langsung 3 yg sakit. Moga ananda sehat2 semuanya ya...
ReplyDeletePernah panik dong aku pas anak demam tapi kakak ipar bilang gpp nanti sembuh sendiri, ternyata udah dehidrasim nyaris tak tertolong. Ya Robb, sejak itu selalu sedia obat dan enggak dengarin orang kiri kanan, langsung ke dokter. Plus siapkan duit hihi...
ReplyDeletePas anak sulung kami juga lagi demam saat ini. Alhamdulillah sudah agak mendingan. Sehat selalu ya Mbak anak anak kita
ReplyDelete..