Pengalaman membuat ecoprint dan meracik herbal menjadi minuman sehat di Sanggar Kegiatan Belajar. Hai, Moms, sudah dipenghujung tahun, yaa. Kali ini saya ingin bercerita tentang kegiatan anak saya yang bersekolah di Sanggar Kegiatan Belajar.
Saya pernah menceritakan tentang Sanggar Kegiatan Belajar yang menjadi tempat belajar si Abang putra saya yang nomor 3. Karena dia tidak mendapatkan tempat di sekolah negeri, maka saya dan suami memutuskan dia bersekolah di Sanggar Kegiatan Belajar negeri yang ada di kota Bogor.
Pekan Ujian Gasal di Sanggar Kegiatan Belajar
Nah, pada penilaian akhir semester ganjil yang lalu, anak saya ada ujian praktik. Ujian praktik ini menggabungkan antara sains, entrepreneur dan pelajaran seni budaya.
Menurut saya ini adalah kegiatan yang bagus sekali karena memberi pengetahuan kepada anak bahwa praktik sains itu tidaklah mengerikan seperti sebelumnya. Justru ini bisa dilakukan dengan sangat menyenangkan dan menambah wawasan bahwa dengan praktik sains akan menghasilkan sebuah produk yang bisa dipergunakan oleh manusia dan tentu saja bernilai ekonomi.
ecoprint hasil karya abang |
Apalagi sekarang kan sudah masuk era industri 4.0. Di mana siswa sudah harus melek teknologi digital dan berbagai keterampilan yang harus dimiliki untuk bisa bersaing di dunia kerja nantinya.
Nah, bagi saya sendiri, membuat ecoprint itu pengalaman baru. Begitu juga dengan Abang. Alhamdulillah setelah dia mendapatkan ilmu ecoprint dia bisa mengajarkannya kepada saya. Jadi ini istilahnya, ibu belajar dari anak hehe
Tapi takpe. Ilmu itu kita serap dari siapa saja. Katanya jangan melihat siapa yang memberikan ilmu, tapi apa yang dapat kita ambil hikmahnya dari ilmu tersebut.
Membuat Ecoprint
Ecoprint adalah menjiplak bahan alam seperti dedaunan di atas kain. Eco sendiri berasal dari kata ekosistem, yang artinya lingkungan hayati. Sementara print berasal dari bahasa Inggris yang artinya mencetak.
Bahan Ecoprint
Apa saja sih bahan-bahan yang diperlukan dalam membuat ecoprint?
Nah, waktu praktik membuat Ecoprint, si Abang mencetak daun di atas kaus berwarna putih. Alhamdulillah ada kaus warna putih di rumah, jadi saya tidak perlu membelinya. Maklum sedang masa pandemi, terbatas banget mau ke pasar mencari kaus warna putih.
Lalu selain kaus warna putih, diperlukan daun-daunan, seperti daun pakis, daun handeuleum untuk menghasilkan warna ungu alami, daun suplir, daun arbei, pokoknya berbagai warna daun baik yang berwarna hijau, merah, ungu, kuning, semua bisa dipergunakan.
Selain daun, kita juga persiapkan plastik, palu kayu dan bubuk tawas. Plastik ini gunanya untuk menahan agar warna daun merembet ke bagian bawah kaus. Palu untuk mencetak daun, dengan cara dipukul pukul sehingga warnanya berpindah ke kaus atau kain. Lalu tawas untuk merebus kaus atau kain yang sudah dicetak dengan daun.
Cara Membuat Ecoprint
Caranya sangat mudah. Kita hanya perlu mempersiapkan bahan-bahannya terlebih dahulu agar mudah mengerjakannya.
- Siapkan kain atau kaus yang akan dicetak.
- Letakkan daun di atas plastik. Lalu masukan ke dalam bagian bawah kaus yang akan dicetak. letakkan juga plastik di bagian atas kaus. Jadi posisinya seperti membuat sandwisch yaa. posisinya, plastik, daun, kaus/kain, plastik.
- Palu daun mengikuti bentuk daun dari bagian atas kaus yang diberi plastik di atasnya.
- Jika sudah selesai satu daun, maka lakukan lagi untuk daun berikutnya. Begitu seterusnya.
- Rebus kaus/kain di air rebusan tawas. Lalu bilas dan jemur.
Jadi deh!
Akhirnya punya juga kaus dengan desain ecoprint sendiri!
Meracik Minuman Herbal
Nah, praktik selanjutnya adalah meracik herbal. Praktik ini tidak sama waktunya dengan membuat ecoprint. Karena namanya praktik sains yang digabungkan dengan pelajaran ekonomi, tentu saja setiap pelajarannya ada materinya dahulu.
Jadi sebelumnya, anak-anak diberi materi pengenalan tumbuhan herbal, dari mulai jenis tumbuhannya, lalu khasiatnya, dan cara mengolahnya. Dari proses pengolahan ini, akan lahir sebuah produk yang bisa bernilai ekonomi. Seperti minuman sehat, obat, makanan dan lain-lain.
Setelah diberikan materi, lalu anak-anak Sanggar Kegiatan Belajar, melakukan praktik membuat minuman kesehatan dari herbal atau tanaman obat.
Pada waktu itu, ada 2 kegiatan membuat minuman sehat, yaitu Jahe Latte dan kunyit asem. Si Abang kebagian membuat jahe latte. Rasanya enak banget, dan benar-benar segar juga menyehatkan.
Hanya saja, karena ini menggunakan gula juga, tetap saja yang memiliki diabetes harus mengurangi manis- manis, ya. Alhamdulillah saya tidak ada diabetes, cuma suami yang harus hati-hati karena dia carier.
Oke,mari kita lanjut dengan pembuatan Jahe Latte or ginger latte
Bahan-bahan membuat Jahe Latte
Bahan-bahannya cukup mudah didapatkan, yaa. SKM (susu kental manis), Milo, gula aren, jahe. Si Abang sebenarnya membawa juga bahan lainnya untuk minuman herbal kunyit dan asam.
Cara Membuat Jahe Latte
Cara membuat Jahe Latte ini menurut si Abang mudah banget. karena kita tinggal memasuk-masukan bahannya saja.
- Rebus air bersama dengan jahe dan gula aren.
- Lalu masukan milo dan susu kental manis.
- Tes rasa.
Nah, akhirnya Jahe Latte pun jadi deh! Rasanya enak banget. Segar dan menenangkan.
Demikian Moms, pengalaman anak saya membuat ecoprint dan meracik herbal menjadi minuman segar di Sanggar Kegiatan Belajar. Kegiatan ini merupakan pengalaman pertama anak saya yang sangat berkesan katanya. Semoga setelah ini, Abang bisa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dia miliki sehingga bisa menjadi bekalnya di kemudian hari.
Waaah kereeen maak kegiatannya, sangat bermanfaat bisa buat ketrampilan di masa depan. Ilmu tentang membuat minuman herbal bisa di praktekan nantinya di rumah syukur2 bisa untuk dijualkan.
ReplyDeleteAnak jaman NOW harus kreatif
Mbak Sri, senangnya ya bisa membuat ecoprint dan minuman herbal 😍 Aktivitas yang seru dan pastinya sangaaat bermanfaat. Anakku pernah diajarkan saat SD dulu, hasilnya bagus juga dan bangga berhasil... Trus itu minukan jahe latte, cocok nih anget2 dimimi mana lagi mendung, cuaca mendukung 😀
ReplyDeleteauto berminat banget utk bikin jahe latte
ReplyDeletepastinya sedap dan mantulitaaa
apalagi di surabaya tiap hari ujan nih mak.
kalo minum jahe latte sedeppp
Keren bener sih ujian praktik di SKB, yang menggabungkan antara sains, entrepreneur dan pelajaran seni budaya. Jadi taba ilmu membuat ecoprint dan meracik herbal nih. Bisa tuh coba resep jahe lattenya:)
ReplyDeleteHebat ya bun anak jaman now belajarnya kreatif kreatif beda ama jaman aku dulu lebih banyak duduk tenang dan hapalan. Kalau sekarang anak disuruh praktek langsung ya belajarnya kayak bikin Ecoprint ini. Erysha pernah juga bikin ini tapi dia mah ditempelinnua di tisu basah. Bukan ke kain jadi pengen cobain ke kain juga ah
ReplyDeleteJahe Latte? Wah ini sih oke banget. Anak-anak pasti pada suka juga buat minum. Seru ya Mbak Sanggar Kegiatan Belajar ini. Di tempatku belum ada
ReplyDeleteAda sih kaya sanggar main, tapi lumayan jaraknya. Tapi lumayan buat belajar di luar sekolah
Jadi ingat almarhumah mamah mertua. Dulu rajin bikin kerajinan ecoprint. Jadi taplak meja, serbet, dll. Saya pernah diajarin. Tapi, emmang sayanya gak rajin. Jadinya gak lanjut bikinnya :D
ReplyDeleteWaah, seru nih mam. Jadi bisa dipraktikkan dengan anak saya untuk kaos ecoprint. PRnya cuma nyari dedaunan, sulit banget kayaknya di Jakarta nyari berbagai dedaunan.
ReplyDeleteMenarik banget nih ma, aku suka minum Jahe latte, maulah nyobain cara bikinnya nih. kalo dikembangkan dengan baik dan diseriusi bisa juga jadi lahan bisnis juga
ReplyDeleteWah, keren sekali ini mbak. Betul banget anak anak sekarang kreatif sekali ya. Banyak peluang untuk berkembang. Bisa ngeracik minuman herbal, artinya bisa jadi peluang bisnis minuman herbal ya... Keren banget
ReplyDeletePengalaman yang luar biasa ya, Mbak. Selain membuat ecoprint dari bahan daun-daunan juga berkesempatan meracik herbal ya... Mengasah kreativitas juga
ReplyDeleteIni keren banget kegiatan SKBnya mak. SKB di Bantul juga beberapa kali mengadakan kegiatan kayak gini tapi yang ecoprint belum nih. Coba besok ta usulkan deh
ReplyDeleteMengasah bakat dan mencari inovasi ini memperluas pengetahuan yaa..
ReplyDeleteSalut sekali dengan belajar banyak hal seperti membuat ecoprint dan jahe latte. Jadi pingin ikutan mencoba resep jahe latte. Badan sehat, rasa minuman pun nikmat.
Seru kegiatannya ya, aku tertarik pengen nyobain jahe latte biasanya jahe dan susu aja tapi campur Milo belum pernah nyobain
ReplyDeleteAku penasaran banget sama ecoprint ini. Berarti bahannya bisa kita ambil dan kreasikan sesuai dengan keinginan kan ya. Bisa jadi keterampilan khusus nih. Bisa dijual juga hihihi. Very nice!
ReplyDeleteSeru banget kegiatannya. Resep jahe latte kucatet ah.. pengen bikin juga. kayaknya nggak ribet tuh. Ternyata bersekolah di SKB menarik juga ya mak.
ReplyDeleteWah.. Si Abang jadi paham bahwa sekolah tuh ngga melulu tentang duduk di kursi mendengarkan guru. Dia juga belajar pengalaman langsung dan makin mengerti ttg dunia luar kelak
ReplyDeleteSeru sekali materi di Sanggar Kegiatan Belajar. Sejak dini udah diajarkan jadi entrepreneur ya bikin ecoprint dan meracik herbal. Anak-anak jadi bisa explore minatnya nih. Sepertinya aku kalau udah punya anak, mau juga ku masukin sekolah di sana haha.
ReplyDeleteMakin seru dong ya mba belajar sama anak dengan belajar ecoprint, aku jadi tertarik belajar ecoprint ini dan ngajarin ke anak-anak juga. Apalagi meracik minuman herbal bisa jadi peluang usaha ya mba
ReplyDeleteMinuman begini a dalah kreatifits dna inovasi yang memilih daya jual.utk.meningkatkan elonomi warga sekitar
ReplyDeleteKeren banget mbak kegiatannya. Dari dulu saya pengin nyoba bikin ecoprint belum kesampean. Itu daunnya bisa sembarang daun enggak sih?
ReplyDeleteKeren ya, modelnya praktik gini.. Jadi anak langsung bisa aplikasi ilmunya. Resep jahe lattenya boleh nih dicoba, pengen tahu radsanya seperti apa. Ini bisa tahan untuk berapa lama? Seger banget kayaknya...
ReplyDeleteMasya Allah keren banget mbak. Sangat bermanfaat kegiatannya apalagi untuk masa mendatang bisa dikembangkan ini.. keren keren
ReplyDeletegampang bgt ya bikinnya ecoprint, duh hujan2 gini ngebayangin bikin minuman herbal pasti enak bgt deh anget
ReplyDelete