Cara membaca hasil Rapid Test. Mungkin di antara kita masih awam dengan istilah Rapid Test, PCR atau Swab Test. Apalagi untuk membaca hasilnya, beneran bingung. Tapi, jangan khawatir, saya pun punya masalah yang sama. Oleh karena itu, saya menulis artikel ini.
Yap, saya pernah mengalami masa-masa kebingungan itu. Masa Pandemi begini, selain bingung juga saya merasa menjadi manusia yang paranoid sekali. Sampai-sampai saya merasa, apa saya jadi OCD ya. Iya, OCD, Obsessive compulsive disorder yaitu gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Bila tidak dilakukan, penderita OCD akan diliputi kecemasan atau ketakutan.
Apalagi ketika mengetahui adik saya harus melakukan swab test karena hasil rapid testnya reaktif. Duh, kebayang, kan, betapa saya cemas luar biasa. Saya jadi nanya nanya ke suami, cara membaca hasil rapid test, karena pak suami pernah bercerita tentang temannya yang dokter dan terdampak virus corona. Waktu itu saya engga begitu mendengarkan, anggap angin lalu gitu. Eh setelah adik saya mau dites swab, sepertinya cara membaca hasil rapid test menjadi sangat penting.
source: Pixabay |
Ceritanya begini,
Akhir bulan Mei lalu, adik saya mengirim pesan lewat whatsapp, mau menitipkan mobil lagi di halaman rumah. Memang biasanya begitu. Adik bungsu saya ini, punya mobil tapi gak punya garasi, jadilah minjem halaman rumah orang untuk menyimpan mobil. Saya maklum, karena rumahnya di dalam gang. Ada sih, parkir di dekat rumahnya, tapi gak dekat banget sih. Walhasil, selalu saja ada tanda baret di badan mobilnya. Kadang juga jejak kaki di atas mobil. hufft, begitulah. Meski bayar parkir, tetap saja keselamatan dan keutuhan mobil tidak bisa seratus persen. Jadi, dia setiap hari titip mobilnya di rumah. Suami saya alhamdulillah tidak keberatan.
Seperti biasa, sebelum menitipkan mobil, saya selalu memintanya mencuci mobil terlebih dahulu. Karena masa pandemi ini diperlukan disiplin menegakkan protokol kesehatan. Tak hanya protokol pada diri sendiri, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer, memakai faceshield, berganti pakaian segera dan mencucinya setelah sampai di rumah.
Untuk kendaraan, karena virus corona bisa hidup di logam dan alumunium selama 2-8 jam. Sementara itu, virus corona menempel di kaca malah lebih lama lagi, selama 4 hari. Bayangkan selama itu virus ada di halaman rumah. Ngapain capek-capek di rumah saja, kalau virus itu bisa sampai di rumah karena orang yang datang ke rumah kita dan menitipkan barang-barangnya tidak disiplin pada protokol kesehatan. Jadi saya benar-benar strik banget. Kalau mau nitip, harus mau capek!
Adik: Teh, aku mau nitip mobil, yaa. Nanti aku cuci dulu mobilnya .
Saya: Oke.
Adik: Tapi, aku barusan dirapid tes, ada reaktif. Selasa baru diswab tes.
Saya: Innalillahi ... oh atuh gimana? (mulai panik). Apa yang reaktif? (maksud saya IgG atau IgM?)
Adik: Gak tau Teh, baru mau dites swab hari Selasa.
Saya: Ya udah atuh, mobil jangan dulu dititip yaa. nanti nunggu hasil swab yaa. Moga negatif hasilnya ya.
Adik: iya deh, Teh. aamiinn.
Ya Allah, beneran deh, baru kali itu aku menyesal. Kenapa reaksiku sampai demikian. Saya menghubungi paksuami. Dia pun mendukung, adik jangan dulu menitipkan mobil di rumah. Sebelum hasil tes swab keluar. Apalagi anak bungsuku sedang diare juga, saya pun sedang tidak enak badan. Sepertinya tidak siap bertemu dengan adik sewaktu dia menitipkan mobil di rumah.
Lalu, aku menghubunginya lagi. Menghiburnya dan memberi semangat. Jujur, saya merasa menyesal dan serba salah.
Saya: Dek, apa kabar?
Adik: ternyata menunggu dites swab, deg-degan yaa.
Saya: Iya, harus siap lahir batin. Sekarang selama menunggu dites, karena baru besok, kan. Buat hati senang, banyak istirahat, jangan banyak pikiran, makan dan minum yang sehat seimbang, minum vitamin C dosis tinggi agar imunitas meningkat. Aku doakan, semoga hasilnya negatif yaa. Kamu juga harus pisah tidur dulu sama anak-anak dan mamanya, yaa.
Adik: Iya. Makasih.
Hari Selasa yang ditunggu-tunggu pun datang. Adik pun dites swab di RSUI. Saya yang menunggu di rumah benar-benar ikut deg-degan. Karena selama ini, adik juga bolak balik ke rumah ambil mobil dan titip mobil.
Adik: baru pulang swab
Saya: Gimana hasilnya?
Adik: Belum tau, Teh. Kayaknya seminggu lagi baru keluar.
Saya: Ya Allah, lama yaa.
Adik: Doain gak ada apa-apa yaa ..
Saya: Amiinnn ..
Adik saya dites swab tanggal 2 Juni. Alhamdulillah sudah keluar hasilnya 5 hari kemudian. Dan alhamdulillah lagi, hasilnya negatif. Ya, Allah bener-bener lega setelah mendengar kabar adik saya. Bisa dibayangkan selama 5 hari itu perasaaannya seperti apa, yaa, saya aja deg-degan. Alhamdulillah sekarang sudah lega. Namun demikian, tetap harus waspada. Karena virus ini kecil banget, ketika kita lengah, imunitas menurun, bisa jadi virus mudah menghampiri.
Apa itu Rapid Test dan Swab Test?
Rapid Test adalah adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona.
Rapid Test dan Swab Test dipergunakan untuk mendeteksi virus Corona di dalam tubuh. Meski demikian dalam praktiknya rapid test dan swab test memiliki perbedaan.
Prosedur pemeriksaan rapid test dimulai dengan mengambil sampel darah dari ujung jari yang kemudian diteteskan ke alat rapid test. Selanjutnya, cairan untuk menandai antibodi akan diteteskan di tempat yang sama. Hasilnya akan berupa garis yang muncul 10–15 menit setelahnya.
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan Rapid Test?
1. Orang Tanpa Gejala (OTG)
2. Orang Dalam Pemantauan (ODP)
3. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
Nah, jika hasil rapid test hasilnya reaktif, untuk memastikan apakah positif terdampak Virus Corona, harus dipastikan dengan melakukan Swab Test dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction).
Dari artikel yang saya baca di situs kemenkes, PCR adalah teknik pemeriksaan yang dilakukan untuk mencocokkan DNA atau RNA yang dimiliki virus corona. DNA atau RNA yang ada pada sampel dari swab tadi akan direplikasi atau digandakan sebanyak mungkin. Kemudian dicocokkan dengan susunan DNA SARS-COV2. Jika cocok, maka pasien yang diambil sampel lendirnya positif terinfeksi COVID-19. Sebaliknya, jika ternyata tidak cocok, tandanya orang tersebut negatif terinfeksi COVID-19.
source: pixabay |
Langkah-langkah test swab kira-kira sebagai berikut:
1. Tenaga kesehatan akan memasukkan alat Swab yang berbentuk seperti cotton bud yang dilakukan untuk menyapukan alat tersebut ke area belakang hidung untuk mendapatkan cairan atau lendir yang terdapat di area tersebut.
2. Nakes memasukan alat swab ke dalam tabung khusus dan ditutup.
3. Spesimen ini selanjutnya dikirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan teknik PCR.
Hasil PCR dapat dibaca beberapa jam setelah tes, bisa juga sampai seminggu setelah tes. Tergantung banyaknya alat di dalam laboratorium. Hasil PCR Swab test adik saya keluar setelah 5 hari. Menurut adik saya, katanya sih memang ngantri banget, banyak yang melakukan swab test. Terutama karena dimulainya new normal, dan beberapa kantor mengharuskan karyawannya untuk melakukan rapid test dan swab test sebelum masuk kantor, membuat RSUI tempat adik saya diperiksa lumayan penuh. Beruntung hasilnya hanya 5 hari, jadi dia gak kelamaan menggalau.
Oiya, menurut pengakuan adik saya sih, dia enggak bayar untuk melakukan rapid test dan swab test karena ditanggung kantornya. Kalau biaya untuk umum sekitar 1,6 juta untuk melakukan swab test.
Jadi kalau mau melakukan rapid test dan swab test, untuk area Depok dan sekitarnya, bisa mendatangi RSUI dengan biaya yang disebutkan di atas.
Sementara itu, untuk kalian yang tinggal di wilayah Jakarta bisa mengklik Rapid Test Jakarta untuk mengetahui RS terdekat dan biaya Rapid Test di rumah sakit tersebut.
Namun, jika kalian ingin mencoba rapid test bisa juga lewat Halodoc.
Layanan Rapid Test Melalui Halodoc
Bagaimana Cara Melakukan Rapid Test Melalui Halodoc?
Diambil dari web Halodoc, berikut ini adalah cara melakukan rapid test melalui Halodoc.
1. Buka aplikasi Halodoc dan klik tombol "COVID-19 Test" kemudian kamu klik ini: Lokasi Rapid Test Drive.
2.Pilih tempat dan waktu untuk melakukan rapid test ini.
3. Kamu akan diminta untuk mengunggah foto/scan informasi diri (KTP untuk orang dewasa, dan Kartu Keluarga untuk anak di bawah umur) dan melakukan pemesanan.
4. Jika sudah mengunggahnya, kamu akan melanjutkan ke tahap pembayaran. Biaya akan bergantung kepada biaya jasa tenaga medis dan penyediaan alat yang diberikan oleh pihak rumah sakit.
5. Setelah berhasil, maka kamu akan menerima kembali SMS konfirmasi tentang jadwal tes dan detail pesanan. SMS tersebut harus ditunjukkan kepada petugas medis saat melakukan pemeriksaan.
Cara Membaca Hasil Rapid Test
Pemeriksaan rapid tes bukanlah suatu diagnostik terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus corona / covid 19, namun hanya suatu screening.
Menurut dokter teman suami itu, hasil pemeriksaan rapid test dapat dibaca sebagai berikut:
1. Pemeriksaan rapid tes adalah reaktif dan non reaktif (bukan positif atau negatif) sehingga perlu dikonfirmasi dengan swab bila hasil rapid reaktif, dan bila hasil rapid non reaktif maka diulang 7 sd 10 hari kemudian.
2. IgG menjelaskan bahwa infeksi yang terjadi sudah lama, sedangkan igM menjelaskan bahwa infeksi yang terjadi baru saja.
3. Bila igG reaktif masih perlu dilakukan swab/pemeriksaan PCR
4. Bila hasil igG reaktif, igM non reaktif dan swab/PCR positif artinya infeksi menuju sembuh biasanya hari ke 21-28. Masih harus diulang swab sampai negatif.
5. Bila hasil igG reaktif, igM non reaktif dan swab/PCR negatif artinya infeksi lebih dari satu bulan dan menuju sembuh. Kemungkinan sudah tidak menular.
Demikian cara membaca hasil rapid test, semoga bermanfaat.
Alhamdulillah ya mbak negatif, tapi tetap aktif melakukan isolasi mandiri ya. Di Surabaya ada sih layanan Rapid Test dan swab gratis dari Pemerintah Kota, cuman saya belum melakukannya. Males antrinya hehe
ReplyDeleteSejak pandemi ini juga aku jadi parno dan mudah cemas, cuman perasaan gak enak badan sedikit aja langsung stres dan mikir macem-macem deh huhu
ReplyDeleteSemoga kita semua diberikan kesehatan dan pandemi ini segera berlalu yaah
aku baru pernah rapid test.. Alhamdulillah hasilnya non reaktif..
ReplyDeletegak kebayang kalo harus swab, kayaknya sakit deh dimasukkin alat kayak gitu.. hiks..
Alhamdulillah hasil test adiknya negatif ya mbaa..
semoga kita semua sehat selalu.. Amiin
Iyak Mbaaa, beneran bikin parno abis deh si covid ini
ReplyDeleteSemogaaaa semuanya sehaattt ya
Dan pandemi ini segera berakhir
Ikut deg-degan juga
ReplyDeleteDi depan rumahku tuh banyak orang karena ada bengkel dan lainnya. Terus aku ya di rumah aja. Doanya sih semoga kita selamat dan pandemi segera berakhir
Aplikasi Halodoc ini memang sangat membantu kita yang suka mudah parno yah, karena selain informatif banget sumbernya juga sangat terpercaya. Semoga sehat terus untuk kita semuanya yaaah
ReplyDeleteKeren aplikasi Halodoc ini bisa langsung rapid test di sini. Sudah lama unduh aplikasi ini mbak dan memang banyak manfaat yang didapat apalagi seputar Covid 19.
ReplyDeleteKalau mau swab test di melalui Halodoc, tetap kita yang datang ke Rumah sakit yang bersangkutan yaa...?
ReplyDeletePraktis dan memudahkan.
Masyarakat juga semakin ketakutan bila di tes Rapid yaa..
DeleteSemakin tahu dan mendengar berita yang gak ingin di dengar, jadi bikin stres.
Aku baru tahu cara membaca Rapid Test.
Tampak njelimet yaa...hehhe~
Lebih akurat mana hasilny dari tiga test yang ada mbak? eh aku baca langsung aja di artikel Halodoc deh, bisa tanay2 juga ya konsultasi di sana
ReplyDeleteAlhamdulillah ya sehat. Soal rapid test ini memang sedang hangat dibicarakan di masyarakat. Kita harus cari referensi serta sumber yg bisa dipertanggungjawabkan ya
ReplyDeleteAlhamdulillah hasilnya negatif ya, semoga adiknya eelalu sehat ya mbak. Sekarang tuh kalau lihat angkanya terus meningkat dan melihat lagi masih banyak masyarakat kita juga bandel jadi kadang mikir "ini kapan selesainya kalau pada kayak gini". Sekarang enak ya tinggak buka aplikasi Halodoc dan bisa tau juga rumah sakit terdekat dari rumah untuk melakukan rapid test Jakarta.
ReplyDeleteAlhamdulillah... Negatiff... Pelajaranya, jangan reaktif ketika mendengar sesuatu yang kurang baik. Biar tidak ada penyesalan diantara kita hihihi
ReplyDeletekabarnya hasil rapid test bisa reaktif kalau kita lagi gak sehat juga ya makanay aharus dilaukan test lanjutan seperti PCD
DeleteBeneran 5 hari nunggu keputusan positif negatif itu bikin panik ya Teh. Syukurlah negatif.
ReplyDeletejadi mobilnya sudah dititip normal seperti biasa lagi ya Teh?
DeleteLama juga ya menunggu hasil swab test sampai lima hari. Selama itu pasti hati deg degan takutnya positif. Alhamdulillah hasilnya ternyata negatif ya mbak.
ReplyDeleteaku sudah rapid test mba, dan emang prosesnya juga sebentar. Yang lama itu proses antre nya, maklum barengan rombongan kantor, hasilnya bisa ketahuan saat itu juga, mirip2lah test pack
ReplyDeleteOhya mbk, kalo rapid tes pakai aplikasi halodoc, petugas datang ke rumah gitu? Denger denger juga rapid tes ini prosesnya nggak lama ya.
ReplyDeleteIkut deg-degan bacanya Teh, Alhamdulillah ademnya negatif kebayang nunggu hasilnya lama jadi makin deg deg splash..
ReplyDeleteAlhamdulillah hasilnya negatif ya mba.
ReplyDeleteKalo untuk aplikasi Halodoc aku suka nyari artikel kesehatan. Pernah juga konsultasi dokter tahun lalu, karena tubuh sering lemes. Alhamdulillah udah ketauan sih karena kurang gula dan anemia
Corona emang bikin kitaa khawatir. Halodoc ini membantu banget ya terutama sekarang banyak yang butuh covid test
ReplyDeleteMemang serem ya kalau orang terdekat kita yang ngalami ditest dan ternyata reaktif. Mana katanya untuk swab test itu sakit ya. Untung hasilnya negatif. Semoga kita dan keluarga sehat selalu ya mb.. Dan mmg baiknya kita gunakan aplikasi kesehatan untuk periksa seperti halodoc ini.
ReplyDeleteWah nunggu swab memang bikin deg degan banget
ReplyDeletePernah ngalami juga nunggu hasil swab yg cukup lama. Selama itu rasanya cemas bgt
Ya Alloh deg2an pisan ya teh tau adiknya ikutan tes dan reaktif gitu untung ya teh hasilnya negatif..btw di halodoc skrg mah enak ya ada juga rapid test
ReplyDeleteTemanku kemarin juga swab tes di RSUI krn diminta syarat tes itu sama org2 di perumahan barunya. Temenku pindahan. Jd sempet ada isu krn dia dr Depok yg katanya zona merah gtu, khawatirnya ntr nularin hehe. ALhamdulillah gampang jg mbak tesnya
ReplyDeleteKebayang deh ya mba deg-degannya adik saat menunggu hasil swab. Pasti bingung juga kan ya ga bisa tenang saat ada di rumah bersama istri dan anak-anaknya. Klo belum jelas hasilnya kan jadi merasa bersalah misalnya menularkannya pada keluarga.
ReplyDeleteSudah 2 minggu ini aku mulai kembali menjalankan aktivitas di luar rumah, meskipun dengan segala protokol kesehatan. tapi baca kisah adiknya mak Wid, kok aku jadi pengen tes mandiri juga. Makasih infonya ya mak, sangat jelas sekali
ReplyDeleteaku di kantor mba ikutan rapid testnya. Walaupun duduk jarang - jarang tapi knan kumpul rame - rame bikin parno juga. Untung hasinya non reaktif
ReplyDeletesebenarnya rapit test ini kalau buat aku pribadi jujur agak serem gitu takut kalau aku tapi semua demi kesehatan jadi kita harus berusaha
ReplyDeleteAlhamdulillah mendapatkan ilmu dan pengertian soal rapid test, asli aku termasuk yang nggak ngeh dan agak gimaana gitu mba Tut eheheheh makanya lebih belajar menghindari kerumunan. Halodoc keren ya bisa test juga
ReplyDeleteAduh saya kok ngebayangin itu cutton bud masuk ke rongga hidung dah berasa sakitnya ya. Tapi yaa kalau mau dapat hasil posistif atau negatif ya harus gitu ya.
ReplyDeletekatanya diambil sample buat swab itu sakit ya mbak? saya dikabari kalau ortu mau rapid test aja udah kepikiran ini, semoga hasilnya non reaktif. layanan rapid test cuma melayani rapid test di Jakarta saja ya?
ReplyDeleteiyah. kalo hasil rapid test reaktif emnag deg2an ya. yg meriksa ajah jg gitu, suami saya salah satunya. begitu sampai rumah langsung masuk kamar mandi, mandi dan pakai baju bersih
ReplyDelete