Bulan Spetember pun tiba. Semoga bulan ini lebih baik dari bulan lalu. Lebih bersemangat dan lebih berseri, karena September Ceria (auto nyanyi hihihi)
Moms, alhamdulillah dipenghujung bulan Agustus kemarin, saya bisa menghadiri sebuah acara yang menurut saya spesial sekali, karena ini adalah undangan dari guru menulis sekaligus eyang kesayangan saya, dr. Murti Bunanta. Saya sangat mengagumi beliau. Karena kiprahnya di dunia sastra anak yang luar biasa sekali. Dedikasinya kepada dunia literasi anak tidak diragukan lagi. Buku-bukunya sudah banyak yang terbit dan diakui oleh dunia internasional.
Setelah acara workshop menulis buku bacaan anak tema arsitektur itu, masuk pesan whatsapp dari eyang Murti, yang berisi sebuah invitation. Wah, undangan acara keluarga, nih! pikir saya. Hm .. datang gak ya, sepertinya menarik temanya. Fly and Soar To The Skies. Ada pembacaan buku, melukis layang-layang dan pameran karya seni. Pameran ini hasil kerjasama Kelompok Pecinta Buku Anak (KPBA) dan Masterpieces Jakarta. Pameran ini diselenggarakan selama seminggu, dan pada hari Sabtu, 31 Agustus itu adalah hari pembukaannya.
undangan Visual Art Solo Exibition Binta TanaTimur #3 |
Akhirnya saya pun membalas, "Wah, terima kasih, Eyang, InsyaAllah saya hadir!"
"Boleh, infokan kepada teman-teman yang lain, ya" ujar Eyang Murti.
Setelah itu, saya membagikan informasi kegiatan untuk keluarga ini kepada teman-teman di IG.
Tadinya saya ingin mengajak anak-anak saya selain Saki. Tapi, kakak saya memberikan saran lain, bawa anak emang menyenangkan, tapi waktunya sore, bisa pulang desek-desakan. kasian. Oke deh, saya akhirnya hanya mengajak Saki saja.
Sabtu, 31 Agustus, Saya dan kakak saya, mbak Wien, naik kereta terpisah, karena dia tinggal di Parung, naiklah dia di Bojong. Sementara saya naik kereta dari stasiun Bogor. Saya naik kereta pukul 14.18 duh, ini telat kayaknya nih. Biasa deh emak emak kalau mau pergi selalu saja menggalau dulu. Saya dan kakak terus saling kontak.
Saki di Bogor, Uwa di Parung, bertemu di Stasiun Bojong, hehee
Perjalanan kami alhamdulillah menyenangkan. Saya dan Saki duduk, sementara uwanya berdiri. Kereta tidak berdesak-desakan amat sih, tapi juga tidak sepi. Kami naik kereta ke arah Tanah Abang.
Setelah ngobrol ngaler ngidul, pukul 15.38 sampailah kami di Stasiun Tanah Abang.
Baru kali ini kami turun di stasiun Tanah Abang dan pas di hadapan kami tempat belanja. Hampir saja kami membatalkan hadir ke undangan pameran, karena, pertama merasa udah telat, kedua, godaan belanja itu kuat sekali. Aduh beneran menggalau deh. Akhirnya yang tadinya mau merem aja, bismillah jalan terus ke tempat acara, eh di pinggir jalan ada yang jualan outer, saya beli juga hihihi lumayan lho, outer ini harganya miring banget, cuma IDR35K. Dan saya beli tiga, satu helai outer langsung dipakai deh sama kakak saya, sebab udah gak ada kantong lagi heuheu Irit kantong plastik katanya, ah dasar modus aja dia mah. hahaha.
uwa gaya dengan outer baru |
Setelah itu, kami naik angkot nomor 08. Kata abangnya enggak ngetem, eh ngetem juga. Ingin kuberteriak, Pak, udah telat, nih! tapi, ya udahlah, emang salah saya juga, kenapa enggak naik kereta lebih awal. Ya udah pasrah jadinya. Semoga gak ketinggalan sesi serunya, yaitu mendengarkan pembacaan cerita Janggan Dragon Kites dari Bu Shoba dan keseruan mewarnai layang-layang, harap saya.
Setelah 10 menit menunggu, akhirnya angkot berjalan juga. Perjalanan dari stasiun Tanah Abang ke Masterpiece Building lumayan lancar juga. Pemandangan di jalan raya juga indah dan asri. Tanah Abang kini sudah cakep banget. Tadinya saya niat mau foto di deket taman di dekat stasiun, eh ternyata pas pulangnya enggak lewat ke situ lagi, tapi ke sisi yang lain.
Baiklah, akhirnya sampai juga di jalan Tanah Abang IV dan Gedung Masterpiece Building masih ada di ujung jalan sebelah sana, yang hanya bisa diakses ojol atau jalan kaki. Saya, Saki dan uwanya memilih berjalan kaki. Saki juga senang berjalan kaki.Sepertinya menikmati perjalanannya sore itu.
Setelah berjalan sekitar 500 meter, sampailah kami ke Masterpiece Building. Gedungnya sepertinya sudah agak berumur juga, terlihat dari model toilet yang agak jadoel gitcu. Suasananya lengang. Saya pun meminta ijin kepada security untuk masuk ke dalam gedung.
Masterpieces building, abaikan wajah bantal saya heuheu |
Kami bergegas menaiki lift dan sampailah di lantai 4. Acara telah dimulai. Di Panggung Pak Rahmat Budiman, Inspektur Jenderal Kementerian Luar Negeri RI sedang memberikan kata sambutannya. Kami menyelesaikan registrasi dan duduk bersama dengan tamu-tamu undangan.
Setelah Bapak Rahmat, giliran dr. Murti Bunanta yang maju ke depan memberikan sepatah dua patah kata. Tak sangka saya, eyang memakai celana jeans, berbalut kemeja putih dan slayer motif batik yang diselendangkan di bahunya membuat eyang nampak lebih muda.
Eyang Murti memberi selamat kepada Bintang Tanatimur, seorang pelukis muda yang sangat berbakat, karena berhasil mengadakan exibition pameran lukisannya untuk ketiga kalinya. Eyang juga menyampaikan bahwa tak hanya pameran lukisan yang akan diselenggarakan pada hari itu sampai tanggal 6 September nanti, tapi juga pembacaan buku karya Ibu Shoba Dewey, yang berjudul Janggan Dragon Kites yang mendapatkan award dan diterbitkan di luar negeri. Apa kiprah KPBA diuraikan dengan singkat oleh ibu Murti. Ternyata KPBA sudah berdiri sejak tahun 1986, lho. Tahun itu saya masih SMP hehe Sukses selalu untuk KPBA dan semoga selalu menginpirasi ^_^
Lalu, Buku yang eyang bawa, eyang berikan kepada Bintang sebagai kenang kenangan, yaitu sebuah buku karya nya “The Tiny Boy and Other Tales from Indonesia” yang mendapat USBBY International Outstanding Book Award 2014. Sementara itu, ibu Shoba Dewey Chugani menghadiahi Bintang buku karyanya yang dibacakan pada acara tersebut, “Janggan Dragon Kite”.
Siapakah Bintang?
Penasaran pasti, kan, siapa sih Bintang Tana timur itu? Bintang adalah anak SMP yang masih aktif bersekolah di SMPIT di Jogjakarta. Bintang mengadakan pameran lukisannya ditemani oleh ayah dan bundanya. Bintang juga didampingi oleh guru sekolahnya. Menurut Bunda Bintang, Bintang sudah menyukai dunia lukis sejak dia usia 4 tahun. Hmm .. memang bisa dipastikan, anak yang sudah minat dan didampingi minatnya akan tumbuh berkembang dengan optimal, ya, keterampilannya. Sepertinya bakat Bintang juga dipengaruhi oleh ayahnya yang juga pencinta seni.
Setelah sesi tanda tangan dan foto bersama, setelah itu pembacaan buku Janggan Dragon Kite, yang dibacakan langsung oleh Ibu Shoba Dewey. Beliau warga Amerika, menikah dengan warga Indonesia dan tinggal di Bali. Beliau hadir bersama putrinya yang sudah dewasa. Jujur, saya salut sekali dengan ibu Shoba, karena bahasa Indonesia fasih sekali dan menggunakan bahasa baku yang terdengar harmoni di telinga. Pengucapan dan pelafalannya dalam read a loud buku ini pun bagus banget. Jadi pengalaman berkesan sekali bagi saya dan terutama Saki yang menikmati sekali dongeng yang disampaikan ibu Shoba.
Pembacaan buku juga dilakukan dengan interaktif. Slide diperlihatkan, karena tidak semua tamu diberikan buku, lalu bu Shoba membacakannya dengan lantang. Oiya sebelumnya ibu Shoba menceritakan filosofi dan ide cerita dari buku yang beliau tulis. Menarik sekali dan sungguh sangat membantu saya yang sedang belajar membuat buku cerita anak yang bagus dan menarik.
Pembacaan buku pun usai, lalu sesi terakhir adalah menggambari layang-layang dengan crayon. Saki excited sekali, demikian juga anak-anak yang lain. Sayangnya hari itu anak-anak sedikit yang hadir, tapi tetap seru sih, karena namanya anak-anak seru aja mainnya hehhe
Tak hanya Saki dan teman-temannya yang melukis layang-layang, Bapak Rahmat Budiman, Inspektur Jenderal Kementerian Luar Negeri RI sangat menikmati melukis layang layang, demikian juga bapak Benny Raharjo, President director Masterpiece Auction House. Tak ketinggalan anak-anak bersama orang tua sangat antusias menggambar layang layang.
Tak hanya Saki dan teman-temannya yang melukis layang-layang, Bapak Rahmat Budiman, Inspektur Jenderal Kementerian Luar Negeri RI sangat menikmati melukis layang layang, demikian juga bapak Benny Raharjo, President director Masterpiece Auction House. Tak ketinggalan anak-anak bersama orang tua sangat antusias menggambar layang layang.
Alhamdulillah, acara pembukaan pameran lukisan Bintang berlangsung lancar dan sangat mengasyikan serta menggembirakan bagi segala usia dan profesi serta jabatan. Mewarnai layang layang merangsang imaginasi dan juga membuat bahagia.
Yuk Moms, masih ada waktu sampai tanggal 6 September 2019, ajak keluarga mengunjungi pameran lukisan Bintang Tanatimur di Maspterpiece Building.
Seru sekali ya acaranya sama anak lagi, jadi penasaran baca buku The Tiny Boy and Other Tales from Indonesia, lama udah ga baca buku heheh
ReplyDeleteSaya sangka bentuk layang-layangnya mirip layangan konvensional macam belah ketupat yang ada ekornya gitu. Tapi ternyata beda ya. Bentuknya sekilas kayak map.
ReplyDeleteYaaah sedih baru tahu informasi soal ini ummi Saki. Dan apik ya teryata pamerannya. Aku padahal suka nih datang ke pameran
ReplyDeleteUmmi Saki, semoga rencana membuat buku cerita anak bisa tercipta dengan baik ya. Keren :)
Deletemasih SMP tapi produktif sekali ya mbak, pasti berkat dukungan orang tua nya yang juga pecinta seni ya mbak :)
ReplyDeletewah seru banget pasti acaranya, sayangnya kelewatan infonya huhuu udah berakhir ya pamerannya sekarang :( Padahal bisa bawa keponakan main kesituu XD
ReplyDeletePasti seru bgt acara nya, buat yg suka karya sastra dan buku pasti betah ke pameran ini.
ReplyDeleteThanjs for share, Mbak. Anw, salfok ama "wajah bantal"nya.. wong sueger begitu, Mbaak.. hihi the power of air wudhu kali ya :D
ReplyDeleteAku jadi penasaran sama buku The Tiny Boy and Other Tales from Indonesia, kayanya seru dibaca bareng keluarga ya.. Event yang kece banget!
ReplyDeleteSelalu menyenangkan menikmati karya seni ya Mom, apalagi klo sama idola kita. Hebat bgt ya dpt award kece yg setara internasional lg :)
ReplyDeleteSeru sekali pamerannya mba. Banyak juga rangkaian acaranya ya. Paling suka bagian melukis layang-layang. Anak-anak aja senang, apalagi orang dewasa ya..
ReplyDeleteAnak-anakku juga hobi sekali menggambar. Kalau melukis, kata guru lesnya belum saatnya.
ReplyDeleteBoleh kalau hanya main-main.
Ini keren sekali...anak usia 4 tahun sudah diberi kanvas dan melukis.
Hasilnya sungguh cantik.
waah bagus pamerannya, cuci mata sekaligus memperkaya pengetahuan dan mengenalkan anak-anak pada karya seni, benar-benar bermanfaat banget yaa mba :)
ReplyDeleteMengenalkan karya seni kepada anak sejak dini ini sangat baik ya untuk meningkatkan pertumbuhan otaknya termasuk kreativitasnya
ReplyDeleteAsyiknya bisa hadir di acara Eyang Murti Bunanta. Aku follow IG-nya blio dan sempet liat info acara ini. Hampir aja mau ajak Mada ke pameran lukisnya, ehhh ternyata sudah lewat yak hehehehehee
ReplyDeletePada bagian ga jadi ke pameran dan tergoda untuk belanja itu bagian paking krusial hahaha. Dan Mba Sri berhasil memerangi itu selamat.
ReplyDeleteHasil lukisannya bagus2 ya dan ternyata hasil karya anak2. Benar2 mengagumkan ☺️
ReplyDeleteAku malah fokus pada kisah Bintang mba. Luar biasa ya sejak usia 4 tahun sudah menunjukkan minat dan bakatnya. Harus difasilitasi emang ya mba kalau anak-anak sudah menunjukkan potensi khusus seperti ini.
ReplyDeleteLukisannya bagus - bagus yah. Bintang hebat yah, masih muda sudah berbakat sekeren ini.
ReplyDelete