“Seseorang itu akan mengikuti agama teman dekatnya (lingkungan pergaulannya), oleh karena itu hendaknya kalian perhatikan siapakah yang kalian jadikan sebagai teman dekatnya.”
(HR. Abu Daud)
Saya ingat sekali dengan hadits yang disabdakan oleh Baginda Rasulullah SAW ini, karena pada permulaan menikah, orang tua dan guru mengaji saya menasehati demikian. Kata beliau, jika nanti mencari rumah tempat tinggal, yang nomor satu adalah perhatikan lingkungan di sekitar perumahan. Karena lingkungan rumah berpengaruh kepada kenyamanan dan keamanan dalam berinteraksi antar penghuni perumahan. Terutama kenyamanan dalam beribadah dan menyelamatkan akidah dan akhlak anak-anak saya kelak. Saya pun menurut apa yang orang tua saya sampaikan. Apalagi nasehat itu tak sembarang nasehat karena berdasarkan kepada sabda Rasulullah SAW.
bimas islam dot com |
Waktu pun berlalu, saya pun memegang teguh nasehat tersebut. Hingga sampailah saya harus mencari sekolah untuk anak-anak saya. Waktu anak saya masih kecil, saya sempat tinggal di Jepang karena mengikuti suami belajar di sana, sekitar tahun 2002.
Awalnya studi syami saya lancar, tapi di tahun ke-3 yang seharusnya suami saya dapat menyelesaikan perkuliahannya, ternyata qodarullah harus tambah setahun lagi untuk menyelesaikannya. Oleh sebab itu, beasiswa sudah diputus oleh negara Jepang. Kami tinggal tanpa penghasilan dan tanpa beasiswa. Akhirnya saya memberanikan diri mencari kerja tambahan sebagai freelance (arubaito) karena suami saya tidak ada permit kerja.
Alhamdulillah setelah diurus surat-surat saya sebagai pencari pekerjaan di Jepang, saya bekerja di sebuah perusahaan di daerah Utsunomiya. Waktu itu saya agak bimbang, bagaimana dengan anak-anak saya, karena tentu jika dititipkan di penitipan di Jepang, bagaimana saya harus mengatakan kepada senseinya soal anak saya yang berkerudung dan tidak makan daging, dan beberapa makanan yang mengandung mirin, sake dan tambahan emulsifier yang diharamkan.
Saya mengkosultasikan keresahan saya kepada teman saya, keluarga Indonesia Jepang. Dari mereka saya mengetahui bahwa pendidikan di Jepang sangat berhati-hati sekali pada makanan yang dikonsumsi anak-anak dan mereka mudah menerima kebudayaan lain di luar mereka asalkan dengan alasan yang benar. Akhirnya ketika saya dipanggil ke tempat penitipan anak-anak saya, didampingi oleh teman saya yang sudah bertahun tahun tinggal di Jepang, proses memasukkan anak-anak saya ke penitipan anak di dekat apartemen saya pun berlangsung lancar.
Benar sekali, senseinya sangat baik dan ramah, mau membantu kami mengurus anak-anak saya ketika saya bekerja. Mereka juga tidak memberi makan yang sudah saya sebutkan, tidak memaksa anak-anak saya untuk berpakaian seperti mereka dan membiarkan anak-anak saya berkerudung. Alhamdulillah. Saya sangat terkenang dengan budi baik kepala sekolah Mine Hoikuen. Atas bantuannya, suami saya bisa menyelesaikan kuliah, sementara saya bekerja dan anak-anak saya dalam lingkungan yang baik. Tapi, namanya anak-anak, lama kelamaan, karena melihat temannya tidak berkerudung, anak-anak kalau ke sekolah lepas kerudung. Kalau pulang sekolah baru memakai kerudung. Akhirnya saya mengalah, toh anak-anak masih kecil, insyaAllah setelah besar, dan sudah mengetahui kewajiban mereka, akan memakainya dengan kesadaran sendiri.
saat ada kunjungan pemadam kebakaran datang ke sekolah anak-anak (docpri) |
Duh, membicarakan masa lalu yang berkesan itu menyenangkan, ya.
Kenangan itu tiba-tiba muncul karena saya baru saja silaturahim ke sekolah KLIS atau Knowledge Link Intercultural School. Iya, tanggal 9 April 2019 lalu, saya berkesempatan hadir dalam Seminar Forum On Islam, Education and Global Peace.
credit by Yudith |
Bertempat di Ballroom K-Link Tower lantai 5, acara ini mengundang pembicara dari dalam dan luar negeri yaitu Sheikh
Dr. Muhammad Bin Yahya Al-Ninowy (Pendiri Madina Institute dari USA), Prof. Dr.
M. Amin Abdullah (Mantan rektor UIN Sunan Kalijaga Indonesia), Prof. Dr. Amany Lubis (Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta), Dr. Mikdar Rusdi (Senior Assistant Professor dari
Seri Begawan Religious College,
Brunei Darussalam), Assoc Prof. Dr.
Ismal Lutfi Japakya (Rektor dari
Fatoni University, Thailand), Dato’ Dr. Muhammad Nur Manuty (Chairman of UNISZA, Malaysia), Prof. Dr. Dede Rosyada (Professor UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta), Dr. Mahmod Khatib
(Pembicara dari Afrika Selatan), Dato Seri Diraja Dr. Zambry (Mantan Menteri Besar Perak, Malaysia).
flyer acara |
Seminar ini bekerjasama dengan Asian Islamic University Association (AIUA), yaitu sebuah perkumpulan yang terdiri dari 60 universitas Islam yang berada di Indonesia, Malaysia, Brunei dan Thailand. AIUA didirikan untuk membantu seluruh anggotanya dalam memperkuat perguruan tingginya dengan cara saling bekerjasama satu sama lain untuk meningkatkan perguruan tinggi Islam di Asia.
Acara seminar di awali dengan pembacaan ayat suci al Quran, surat Ibrahim ayat 24 yang dilantunkan oleh qori terbaik Sekolah Interkultural KLIS.
Setelah itu sambutan dari Presiden direktur PT K-Link Indonesia, Dato’ Dr.
H. MD. Radzi Saleh,. Dato' menyampaikan dalam sambutannya, alasan mengapa seminar Internasional itu diadakan di K-link Tower. Beliau menyampaikan alasan menjadi tuan rumah seminat internasional ini adalah sebagai bukti komitmen dari KLIS memberikan yang terbaik untuk siswa-siswanya.
Dato’ Dr. H. MD. Radzi Saleh memberikan kata sambutan |
Menurutnya topik-topik yang diangkat oleh para pembicara
utama pada seminar ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya wawasan kita
baik akademisi, mahasiswa maupun masyarakat umum bahwa Islam membawa peran
penting dalam tatanan kehidupan di dunia ini, karena populasi umat muslim dunia
jumlahnya sangat signifikan, pemikiran-pemikiran dari para cendekia-cendekia
yang hadir pada seminar ini akan memberikan kita semua pemahaman baru mengenai
tema-tema penting saat ini salah satunya peran Islam dalam Perdamaian Global.
Dato Radzi juga menyampaikan bahwa salah satu agenda pada hari itu, selain Seminar Internasional, akan dilakukan penandatanganan MOU antara KLIS, USAS dan Madina Institute. Hadir dalam penandatanganan MOU tersebut, Mantan Mahkamah Konstitusi (MK) Bapak Hamdan Zoelva.
Penandatanganan MOU antara KLIS, Madina Intitute dan USAS |
Apa itu KLIS?
KLIS adalah kepanjangan dari Knowledge Link Intercultural School, yaitu sekolah yang menawarkan standar pendidikan yang diakui secara internasional untuk siswa dari usia 6 - 18 tahun. Sekolah ini dibangun atas dasar prinsip-prinsip Islam yang mendalam. Pendidikan di dalamnya juga diusahakan merupakan pendidikan holistik atau menyeluruh yang akan membantu siswa kami menemukan identitas, makna dan tujuan hidup mereka di dalam masyarakat dan mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih sayang dan empati.
Logo KLIS (credit: Nunu Halimi) |
Di KLIS, kurikulum yang dipergunakan adalah kurikulum terpadu yang ditawarkan kepada siswa Muslim yaitu antara kurikulum internasional dan basic prinsip agama Islam. Siswa sekolah dasar akan mengikuti silabus Cambridge International dengan tes Cambridge Primary Checkpoint yang digunakan sebagai tolok ukur penilaian.
Sementara itu, siswa sekolah menengah akan mengikuti silabus ujian AQA Oxford yang memandu persiapan mereka menuju iGCSE dan A-Level.
Ruang perpustakaan (credit: Nunu Halimi) |
KLIS hadir untuk menjawab keraguan dari para orangtua yang kebingungan dalam memilih pendidikan yang tepat. KLIS hadir dengan kurikulum Internasional dan basis prinsip agama Islam. Jadi anak-anak akan cerdas tak hanya ilmu akademiknya, tetapi juga ilmu agamanya. KLIS juga menjamin lulusannya akan menjadi duta bagi perdamaian dunia, karena Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, misinya adalah perdamaian di dunia.
Pembelajaran di Sekolah KLIS ini dengan menggunakan dua bahasa internasional, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Diharapkan dengan menguasai dua bahasa ini, siswa akan mendapatkan dua kelebihan utama. Yang satu bahasa dunia, yang satu bahasa akhirat. InsyaAllah tujuan akhirnya adalah mencetak pemimpin yang cerdas yang selamat dunia dan akhirat.
Sejarah KLIS
KLIS berawal dari sekolah yang didirikan untuk membantu pendidik anak-anak berkebutuhan khusus dengan pendidikan inklusinya. Di K-Link itu ada yang namanya K-Link Care Centre. Mereka membantu anak-anak berkebutuhan khusus sehingga bisa berdaya dengan pendidikan inklusi dan vokasinya. Ini dilaksanakan di KLIS Sentul, Bogor.
Inilah awal dari didirikannya sekolah primary school dan secondary school. KLIS membina dari awal lewat CSR. Dan tahun ini, qadarullah, KLIS melaunching sekaligus dua sekolah baru mereka, yaitu Primary School yang terletak di Sentul dan Secondary School yang terletak di dalam K-Link Tower.
Kembali lagi kepada nasehat Baginda Rasulullah SAW, penting sekali mencarikan tempat pendidikan yang baik untuk anak-anak. Karena lingkungan akan membentuk karakter pada diri anak.
KLIS berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi siswanya dan lingkungan yang baik. Kurikulum KLIS dipilih Kurikulum bertarap standar Internasional tetapi berbasis Agama Islam. Dua hal ini akan memberikan dampak pada lulusan KLIS yang hebat dalam bidang akademik dan disisi agama juga hebat dan mumpuni dalam bidang Aqidah, Syariah dan Akhlak.
Untuk Ayah Bunda yang tertarik ingin mengetahui lebih jauh lagu informasi tentang KLIS bisa membaca selengkapnya di website KLIS
Post a Comment
Post a Comment
iframe komentar