Hai Mam, jumpa lagi dong dengan saya. Alhamdulillah saya sehat wal afiat, anak aaak juga sudah mulai sibuk sekolah, emaknya tinggal merayakan hari hari me time (((me time))) setelah heboh persiapan masuk sekolah. Gimana Mam cerita hari pertama anak anak? Penuh drama? Sama dong. Tosss!
Ngomongin me time, hari Senin, tanggal 16 Juli lalu, pas hari pertama anak anak sekolah, saya malah hadir dalam screening film dan ikutan press Conference Film 22 Menit. Anak anakku juga ridlo sih emaknya jalan ke Jakarta, gitu juga sama ayahnya anak anak. Saki malah dijagain sama kakak kakaknya yang masuk sekolah hari Selasa. Jadi aman. Alhamdulillah, anak anak ngertiin emaknya banget hehehe
It's me! |
Film 22 Menit ini film fiksi yang terinspirasi dari kejadian teror bom Thamrin pada tanggal 14 Januari 2016. Pas kejadian, waktu itu saya masih tinggal di Malaysia. Lumayan tegang juga mengikuti berita lewat berita online. Dan alhamdulilah, polisi saat itu bersama tim anti huru haranya bisa mengatasi dengan baik.
Nah, dibuatlah film fiksi ini bukan sebagai film dokumenter sih, tapi film fiksi laga atau eksyen yang mempertontonkan kehebatan aparat keamanan Indonesia, dalam hal ini polri dalam.menumpas kejahatan teroris. Film ini mengangkat sisi humanisme dari segala sisi, baik anggota kepolisian dan juga korban. Tidak ada unsur politis, tidak ada simbol agama tertentu ataupun ideologi tertentu. Murni mengangkat sisi humanisme. Seperti Ardi, polisi pemeran utama yang juga sebagai ayah, firman seorang polisi pengatur lalu lintas yang sebentar lagi menikah, Anas seorang adik yang sayang keluarga terpaksa menjadi korban dan lain lain. Sedih, sesak, kesel kenapa harus terjadi teror semacam itu jadi satu saat nonton pertama kali. Ya, saya jadi penonton pertama film ini bersama teman teman media dan blogger yang lainnya.
Foto bareng Crew film, sutradara, pemain film dan produser (doc.pri) |
Dan Film 22 Menit yang memasang Ario Bayu sebagai pemeran utama ini nampaknya menarik perhatian masyarakat. Pasalnya di hari pertama tayang, pada 19 Juli kemarin, film ini sudah ditonton oleh lebih dari 150 ribu penonton di seluruh Indonesia.
Karya terbaru sutradara Eugene Panji dan Myrna Paramita dari Buttonijo Films dan Bank Rakyat Indonesia ini mengangkat tentang keberanian warga ibukota dan kesigapan aparat kepolisian dalam mengatasi serangan teroris yang terjadi di kawasan Thamrin, Jakarta, pada bulan Januari 2016 silam.
Ario Bayu, berperan sebagai Ardi, anggota pasukan anti terorisme kepolisian yang mempertaruhkan nyawanya demi mengamankan ibukota dari ledakan bom tersebut. Berkat kesigapan tim dan juga bantuan dari seorang polisi lalu lintas bernama Firman (Ade Firman Hakim), pelaku serangan bom bisa diamankan dalam waktu 22 menit. Peristiwa berakhir dengan singkat, tapi insiden mematikan tersebut mengubah hidup orang banyak untuk selamanya. Selain cerita tentang Ardi dan Firman, “22 Menit” juga menghadirkan sudut pandang mereka yang ikut terjebak di dalam situasi mencekam.
Beberapa di antaranya adalah office boy bernama Anas (Ence Bagus), dua karyawati bernama Dessy (Ardina Rasti) dan Mitha (Hana Malasan), serta Shinta (Taskya Namya) yang merupakan kekasih Firman. “Kami berharap film ini bisa menjadi pembelajaran soal anti terorisme di Indonesia. Kita sebagai warga sipil juga bisa punya andil untuk membantu tugas mereka dengan cara waspada dan senantiasa berani melapor,” ungkap Lexy Mere selaku Produser dari film ini.
“Bank Rakyat Indonesia turut senang dan bangga dapat menjadi bagian dari film 22 Menit yang tidak hanya menghadirkan kualitas hiburan yang menjanjikan dan
bertutur secara jujur, tetapi juga menunjukkan secara nyata kualitas teknologi dan pasukan yang dimiliki Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan bangsa ini.
Hal tersebut secara psikologis mampu memberikan ketenangan tersendiri kepada masyarakat, sehingga dapat dikatakan bahwa film ’22 Menit’ memiliki pesan positif terhadap persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Film 22 Menit, masih tayang dan dapat ditonton di seluruh jaringan bioskop di Indonesia, Mam. Meskipun Film 22 Menit ini di cek list bisa ditonton dari usia 13+ tapi menurut saya sih, baiknya anak anak menonton sambil didampingi orang dewasa, ayah bundanya atau gurunya. Agar tidak terjadi salah persepsi dan tentu saja tidak menimbulkan ketakutan atau trauma atas kejadian di film itu. Lumayan juga ada scene yang didramatisir, berdarah darah, kaki tinggal sepotong dan darah bercucuran. Malah ada yang ditembak di kepala segala. Jadi be wise Mom.
Oke, Mam, kalau jadi nonton, kabari saya ya, boleh kok cerita di kolom komentar biar kita bisa ngobrolin film ini.
Aku sll sukak dg aktingnya Ario Bayu. Love bgt deh. Aktingnya natural dan karakter yg diperankan pun ngga monoton sih. Utk film 22 menit ini, aku lgsg fokus pada kehadiran Ario Bayu dan Ade Firman. Mrk berdua oke aktingnya tp sayangnya isi cerita dr filmnya sendiri kurang mendalam. Jd cenderung nanggung gitu. Cerita film ini diangkat dari kejadian bom thamrin tp kurang gereget gitu. Kurang dapat aja gitu feelnya.
ReplyDeleteArio bayu pas banget kayaknya berperan jadi pasukan anti teror. Aku nyimak sih beritanya waktu bom thamrin, tapi belum kebayang kalo versi filmnya bakal gimana.
ReplyDeleteKok kurang menggaung ya film ini, lebih banyak iklan film yg lain terutama film anak-anak, apa krn akunya yg kuper haha.. Thanks infonya mbak, nanti coba nonton deh
ReplyDeleteWah, ini sih lm kesukaan suami yg aksi begini. Tapi,kami udah lama gak nonton, hihi.BOleh lah ini rekomen buat di tonton ya Mak :D
ReplyDeleteSelama ini aku senang deh ama pilem yang dimainkan Ario Bayu dan penasaran bagaimana kejadian Bom Thamrin ini divisualisasikan dalam film
ReplyDeletePasti seru banget ya mbak alur cerita film ini, jadi penasaran pengen nonton. Sebuah pencapaian yg bagus kalau penonton sudah mencapai di angka 150 di hari pertama.
ReplyDeleteFilm perjuangan pemuda2 Indonesia patut ditonton nih oleh generasi muda. Anak2 juga boleh asal didampingi orangtua dan dibeli penjelasannya. Ternyata persenjataan Negara kita cukup tangguh ya mb Sri 😊
ReplyDeleteWow, aku malah kudet dengan film ini. Ternyata penontonnya wow juga ya. Bikin penasaran.
ReplyDeleteEnak ya anak2 udah gede, jadi emaknya bisa nonton film. Penasaran dgn film laga Indonesia ini. Terakhir nonton film 3 juga kece.
ReplyDeletedarderdor gitu ya ummi, jadi penasaran pengen nonton juga ni mba
ReplyDeleteWaaah ada mas sepupuku di situ! Sepupuku salah satu editor film ini dan dia udah sering banget menang lomba festival film baik di Indonesia maupun di luar negeri. Waaah hebat ya film-nya. Kemarinan itu aku dikasih tiket sama dia untuk nonton cuma akunya yang nggak sempat-sempat mau nonton.
ReplyDeleteIya aku liat streaming dn iklanny di youtub seru ceritanya y mba...nti kalau suami mau diajakin aku pilih film ini penasaran mau tahu ending ceritany
ReplyDeleteWah ini film berdasarkan kisah nyata gtu ya mbak?
ReplyDeleteOoo jd anak usia SMP bisa ya liat film ini? Betul emang sebaiknya tetep didampingi ortu or guru biar gak multi tafsir...
adikku nonton ini, katanya bagus, aku beluuuum nonton karena kurang suka film indonesia (gak nasionalis banget ya gueeee)
ReplyDeleteDuh pengen nonton deh.. masih ada g ya? Soalnya nyari waktu ninggalin bocah ini nih yang susah.
ReplyDelete