Hai Mom, saya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman saya menangani alergi pada bayi saya, dede S6 yang tiba-tiba timbul saat MPASI. Sebenarnya anak-anak saya memiliki keturunan alergi dari saya dan ayahnya. Tapi alergi yang timbul pada si kecil ini agak mengejutkan saya. Saya tidak menyangka, alergi yang ditimbulkan dari kecerobohan saya itu membuat buruk kondisi kesehatan si kecil.
Jadi begini, pada akhir bulan Agustus yang lalu, saya berkesempatan hadir dalam acara Ngidam Sehat SGM Bunda. Saya mengajak serta bayi saya, S6. Seperti biasa saya berangkat dari Bogor pagi naik KRL ke Jakarta. DIperjalanan dede S6 menikmati sekali perjalannya. Anak saya memang tidak rewel. Kondisinya sehat dan ceria saat itu.
Baca juga artikel: Kiat Sehat Ngidam SGM Bunda
Di tempat tujuan saya bertemu teman-teman blogger dari dua komunitas, ada juga mom dari beberapa media, baik online maupun cetak. Sebelum acara kami dijamu makan siang. Nah, di sinilah mulainya. Di sela makan siang, saya sempatkan memberi cemilan untuk si kecil. Maksudnya agar dia tidak tertarik ingin makan siang saya juga gitu. Eh, ternyata dede S6 minta. Berawal dari kasihan, saya beri dia mencicipi telur dadar yang menjadi toping nasi goreng yang saya makan. Saya kasih sedikit ... ya Allah .. tapi ternyata memicu alergi yang membuat kondisinya buruk.
Saat alergi timbul, ada ruam merah di dagunya. saya kira akan menghilang seketika. Tetapi ternyata, ruam merah itu pindah ke pipi, kemudian berpindah lagi ke kepala. Terus saja membuat dede S6 mulai gelisah. Saya panik dong! Mana acara sudah mau dimulai. Saya pun menenangkan diri dengan shalat dzuhur. Bismillah, saya merapal doa, semoga alerginya segera hilang. Di ruangan tempat acara, saya mencoba duduk sambil menyusui. Tapi ternyata dede S6 tidak nyaman. Akhirnya saya pun mendengarkan talkshow sambil berdiri. Dede S6 terus saya susui. Berharap alergi yang timbul dari telur dadar itu dapat dibasmi dengan ASI.
Ruam merah membuat wajah bayi S6 bengkak (doc.pri) |
Ternyata perkiraan saya salah. Sampai acara selesai, efek alergi semakin bertambah buruk. Insting saya mengatakan saya harus segera membawa dede S6 ke dokter. Kondisi S6 kedua tangan dingin, kepala memerah karena alergi yang semakin gatal.
Saya pun bertanya-tanya kepada seseorang mom dari media sepertinya, kemungkinan rumah sakit atau klinik yang dekat dengan hotel. Alhamdulillah, dia merekomendasikan ke puskesmas di dekat hotel atau ke MMC. Tak menunggu lama saya pun pamit kepada teman-teman blogger, tadinya saya mau pulang bareng dengan berjalan kaki ke stasiun, tapi insting saya sebagai ibu tidak mengijinkan. Saya harus segera membawa dede S6 ke dokter segera untuk memeriksakan keadaannya. Apalagi kita akan pulang ke Bogor, akan lebih aman jika mengetahui kondisinya baik atau buruk sebelum naik kereta. Lumayan juga kan ya, bisa galau selama 2 jam. Iya kalau tidak ada apa-apa. Kalau ada apa-apa pas di kereta gimana coba? demikian perang batin saya waktu itu.
Metropolitan Medical Centre (doc.pri) |
Tak menunggu lama, saya naik taksi. Awal tujuan ke Puskesmas terdekat. Tapi di tengah jalan, saya berubah pikiran, kuatir di puskesmas tidak ada dokter, sebab sudah hampir pukul 3 kalau tidak salah ingat jam. Saya pun meminta driver langsung ke RS terdekat. Driver membawa saya ke MMC. Bismillah. Alhamdulillah waktu itu saya membawa uang yang cukup, sehingga agak PD juga ke RS itu hehhe
Singkat cerita, bayi saya segera ditangani oleh dokter. Awalnya ditangani di IGD. Karena setelah diobservasi kondisi dede S6 stabil, kebetulan juga ada jadwal dokter anak juga saat itu, akhirnya dipindah ke dokter.
"InsyaAllah 24 jam atau sampai makanan yang dimakannya itu keluar lewat feses alerginya akan sembuh." jelas dokter.
"Kondisinya bagaimana, Dok? Boleh melakukan perjalanan?"
"Memangnya Ibu mau kemana?"
"Mau pulang ke Bogor. Pernafasannya bagus kan, Dok?" tanya saya memastikan.
"Iya. Bagus kok. Oh mau ke Bogor. Jaga saja asupan cairannya. Agar tidak dehidrasi. Minum obat yang nanti saya kasih, ya."
"Bagus keluar semua. Anaknya sehat gitu kok" kata dokter lagi sambil tertawa kecil.
Alhamdulillah. Sempat kuatir juga sebab takut sesak nafas karena alergi. Mana tadi tangannya dingin. Bibir agak item gitu. Begitu diperiksa dokter sudah membaik. Meskipun ruamnya masih zigzag terus. Dibagian perut kr bawah malah sudah bengkak kemerahan. Tapi dede S6 malah senyum senyum seperti tidak terasa alerginya parah begitu. Setengah lega rasanya. Dede S6 juga senyum senyum diperiksa dokter. Jadi ga keliatan sakit. Hihihi sebelum keluar dari rumah sakit, saya memberi dede S6 obat anti alergi. Agar dia nyaman selama perjalanan pulang ke Bogor. Demikian juga dengan saya. Jadi tidak waswas selama perjalanan.
Meski pun harus mengeluarkan kocek lumayan juga tapi bagi saya yang penting hati tenang. Kondisi dede bayi stabil. Nanti kalau pulang pulang sakit, apa yang akan saya akatakan pada ayahnya. Heuheu
Alhamdulillah ala kulli hal.
Alergi sebenarnya adalah reaksi tubuh atas masuknya benda asing yang dinilai berbahaya. Reaksi alergi itu efek dari sistem imunitas tubuh yang sedang bekerja. Semacam alarm yang fungsinya memberitahu ada benda berbahaya masuk ke dalam tubuh.
Meskipun terlihat ringan, jangan pernah menyepelekan alergi ya mom (sambil ngelirik tajam pada diri sendiri ini teh) sebab alergi yang tidak tertangani dengan baik dan benar akan berakibat fatal. Dan bisa juga mengakibatkan kematian.
Alergi bisa dsebabkan oleh debu, bulu binatang, lateks, makanan, obat-obatan, racun serangga, alergi bahan kimia dan alergi musiman (seperti di negeri Jepang, pada masa musim gugur ada alergi yang disebabkan oleh serbuk pohon seperti akasia/cemara, namanya alergi kafunsho. Orang yang terkena alergi ini akan bersin-bersin dan flu yang cukup berat).
Alergi juga bisa disebabkan karena faktor keturunan. Seperti anak-anak saya semua punya riwayat alergi yang berbeda-beda. Ada yang alergi olahan dari sapi. Baik daging maupun susu. Ada yang alergi msg. Ada yang alergi telur. Udara. Kepiting. Seafood sih alhamdulillah engga. Palingan saya aja. Kalau makan remis langsung deh merah merah seluruh tubuh. Suami saya alergi makanan juga. Bahkan dia pernah pingsan di depan dokter sebab ga kuat. Alhamdulillah masih diberi umur panjang.
Nah, alergi yang mengenai dede S6 adalah alergi dicurigai sebab alergi telur. Menurut referensi yang saya baca, Alergi telur terjadi karena sistem kekebalan tubuh menganggap protein telur sebagai benda berbahaya bagi tubuh sehingga antibodi tubuh merespon dengan melepaskan histamin dan senyawa kimia lainnya. Respon tubuh inilah yang menyebabkan munculnya gejala alergi seperti ruam dan gatal-gatal. Alergi telur bisa berasal dari protein yang terdapat pada kuning atau putih telur saja, namun ada juga yang berasal dari keduanya.
Alergi pada bayi juga bisa terjadi sebab makanan yang dikonsumsi oleh bundanya. Misalnya bunda makan seafood, kemudian sari makanan itu dihisap oleh bayi melalui ASI. Bayi pun terkena alergi. Maka, ibu harus senantiasa menjaga asupan makanan yang dimakan agar tidak menimbulkan dampak alergi kepada bayi. Inilah yang terjadi kepada dede S6. Waktu itu, saya pun makan cumi-cumi, konon cumi-cumi ini termasuk seafood yang berprotein tinggi.
Dari sejak hari itu saya jadi lebih memperhatikan pola makan si kecil dan menunda makan telur dan seafood. Daging ayam dan hati ayam pun saya hentikan untuk sementara. Saat ini diet makanan yang dapat memicu alerginya agat tidak bertambah gatal.
Saat ini saya lebih banyak memberi asupan ASI, sayuran, buah-buahan dan protein nabati. Beberapa waktu lalu saya beri cemilan snack bayi. Sekarang juga saya hentikan. Cemilannya buah dan sayuran aja. (silakan mak kalau ada masukan dari mak mak kece yang baca.. Plis ya mak) dari referensi yang saya baca apel dan semangka adalah dua obat alergi alami untuk meringankan dan mencegah alergi muncul kembali.
Ini tips saya untuk antisipasi keadaan darurat saat bepergian bersama bayi.
1. Bawa uang yang cukup. Maksudnya cukup kalau ada keadaan darurat seperti kisah saya di atas.
2. Bawa termometer di dalam tas agar bisa memantau suhu tubuh adik bayi.
3. Bawa buku catatan kesehatan bayi, kartu BPJS dan catatan penting lain mengenai kondisi adik bayi
4. Bawa baju ganti. Siapa tau harus dirawat
5. Bawa mainan kesukaan dede bayi untuk menghibur saat menunggu
6. Jangan lupa berdoa kepada Allah semoga diberi kemudahan. Kesehatan dan perlindungan dimana pun berada.
7. Bawa powerbank agar hape tidak kehabisan batre saat genting. bisa juga untuk browsing RS atau menghubungi keluarga jika ada situasi terburuk.
wah iya bun menurut panduan MPASI WHO telur merupakan salah satu pemicu alergi ketika anak MPASI. Walau tidak semua anak ya. Tetapi dari kejadian tersebut kita jadi tahu ya, bun 😃
ReplyDeleteIya betul Bunda Erysha, dokter bilang, ditanngguhkan dulu kasih telurnya sampai 1 tahun, sebab ada keturunan alergi. memang harus hati-hati ya, setiap anak beda beda cara memberi MPASInya.
DeleteWah reaksi alerginya bisa kayak gitu ya, mbak..untung bisa langsung dibawa ke dokter ya. Memang sebagai orang tua kita harus siap mengantisipasi hal-hal tak terduga ya
ReplyDeletehu um mbak, ga reken anak saya udah 6 tetap aja, masing masing anak istimewa, penangannya juga ga sama hehe
DeleteKalau saya pasti udah panik duluan teh. Denji digigit nyamuk aja udah cemas bgt, soalnya ibunya alergi gigitan nyamuk. Digigit sekali gatel dan bentol2nya banyak. Tapi moga gak nurun ke Denji. He..
ReplyDeletesama paniklah ... cuma paniknya yang sekarang ya sudah turun sedikit kadarnya, masih berusaha waras hehe apalagi sedang berada di belantara ibukota, yang kata orang mah, lebih kejam dari ibu tiri wkwkwk
Deletecun cayang buat denji kun, moga sehat selalu ya ... muahhh