Tips memilih permainan yang aman dan nyaman untuk anak-anak. Bermain, satu kata yang mungkin adalah kata yang paling membahagiakan bagi anak-anak. Seperti halnya anak saya yag ketiga ini. Kalau minta ijin mau main dengan temannya, pasti menyampaikannya dengan wajah yang berseri-seri.
"Ummi, Abang main ya di lapangan." kata si Abang anak saya yang nomor tiga.
"Dengan siapa mainnya?"
"Sama Ardi!" katanya sambil terus melesat ke lapangan. Lapangan yang jaraknya sepelemparan batu dari rumah saya menjadi tempat favorit anak ketiga saya yang kebetulan laki-laki sendiri di rumah, sebab kakak adiknya perempuan semua. Saya pun mengekori dia sampai di luar dan melihatnya bergabung bermain bola bersama teman-temannya dengan ceria. Hm .. anak lelaki tidak jauh dari main bola, ya!
Terkadang, saat lapangan sepi, seperti siang di bulan puasa begini, si Abang bermain bersama adik-adiknya. Main lempar bola basket di halaman rumah. Kalau sudah begitu, rumah menjadi ramai dengan tawa dan tangis hehhe ada yang tertawa karena menang dan ada yang menangis karena bola luput terus tidak masuk jaring.
Dalam sebuha jurnal penelitian disebutkan bahwa, bermain adalah kebutuhan dasar yang diperlukan oleh anak-anak untuk berkembang secara optimal. Dengan bermain anak-anak tidak hanya sehat secara fisik tetapi juga akan berpengaruh pada perkembangan kognitif, sosial dan emosionalnya. Bermain juga menjadi kesempatan yang ideal bagi orang tua untuk terlibat sepenuhnya dalam mendampingi tumbuh kembang anak-anak.
Dulu, waktu saya kecil, masih teringat ibu saya selalu mendapingi kami bermain. Seringnya, saat bermain, ibu mengajarkan menggambar. Mungkin ibu mengharapkan kami duduk tenang tidak berlari-lari ke sana-ke mari. Gambar yang masih saya ingat adalah gambar dua gunung dan bunga dalam vas. Cantik sekali. Hingga akhirnya saat saya besar pun saya mengajarkan anak saya ya gambar kedua benda itu hehhe masa yang sangat berkesan sekali. Ibu saya pun jarang sekali marah kalau saya mulai memanjat pohon jambu air di halaman rumah. Karena ketika saya memanjat pohon sambil membawa buku. "Mau belajar!" dalih saya. Padahal di antara buku pelajaran ada buku cerita hehhe
Saya akan betah duduk berjam-jam di atas pohon, sebab kakak saya membuat rumah pohon sederhana di antara cabangnya. Hingga saya bisa duduk dengan nyaman.
Dari hasil bermain itu, seingat saya, saya jarang sekali sakit. Badan saya kuat dan sehat. Padahal waktu itu saya bermain tidak memakai sandal. Ceker ayam gitu aja deh, sampai akhirnya kaki saya jadi jebrag kata orang sunda mah. Ah, masa kecil yang manis sekali.
Saya kerap menceritakan masa kecil saya kepada anak-anak di segala kesempatan. Sehabis bermain, sehabis melerai anak yang berantem, saat makan atau menjelang tidur. Biasanya mereka antusias sekali mendengarkan. Saya berusaha mendampingi anak-anak dalam segala aktifitas,baik saat bermain atau belajar agar mereka juga merasakan manisnya masa kanak-kanak.
Bukankah bermain dan belajar itu adalah kegiatan yang tidak terpisahkan?
Bermain dan belajar idealnya berjalan beriringan. Itulah sebabnya ada beberapa hal yang saya pikirkan dalam memilih permainan untuk anak-anak saya. Apalagi anak saya banyak, ada 6 bersaudara dengan selisih usia 2 - 6 tahun. Si sulung 16 tahun, 13 tahun, 11 tahun, 9 tahun, 6 tahun, dan si bungsu 4 bulan. Permainan harus bisa dilakukan bersama-sama. Selain itu juga permainan harus aman dan nyaman untuk anak-anak sesuai usianya.
Tips Memilih Permainan yang Aman dan Nyaman untuk Anak
1. Pilih mainan sesuai tahapan usia anak.
Ketika membeli mainan, yang saya lakukan pertama kali adalah mengecek label. Apakah sesuai dengan usia anak saya atau tidak. Apakah aman atau tidak? Terutama untuk mainan anak usia 4 bulan. Pada saat ini anak sedang suka sekali mengemut atau memasukan benda-benda ke dalam mulutnya. Untuk si bungsu saya memilih mainan yang mudah dicuci dan ada label non toxicnya. Agar anak aman dan nyaman saat bermain.
2. Pilih mainan yang dapat dimainkan bersama-sama.
Untuk mengajarkan kekompakan dan kerjasama di antara anak-anak, ketika membeli mainan saya akan memilih mainan yang bisa dilakukan bersama-sama. Misalnya, beberapa waktu lalu saya membelikan mainan monopoli yang berbasis syariah. Monopoli Islami. Permainan monopoli ini mengajarkan anak-anak pentingnya berbisnis dan berinvestasi. Sambil bermain juga mereka juga jadinya belajar.
Permainan ini sukses membuat anak-anak yang sedang belajar puasa tidak merengek di bulan puasa ini, sebab perhatiannya sudah teralihkan dengan keseruan permainan ini.
Pernah suatu kali, anak saya yang nomor 4 berteriak senang kepada saya. Waktu itu saya ikut main tapi ketiduran. Saat sahur dia bercerita dengan antusias.
"Umi, tau tak, awalnya kan Pie jadi orang miskin. Eh, lama-lama Pie jadi orang kaya!"
"wah ... alhamdulillah ya. Gimana caranya?" tanya saya.
"Pie kan dapat uang dari baitul maal, terus Pie belikan tanah. Terus beli rumah. Abang dan Teteh kalau lewat di rumah Pie jadinya bayar!" katanya menjelaskan.
"Alhamdulillah! Asyik dong, kalau Umi lewat boleh singgah tak?" saya goda dia.
"Boleh!" katanya mantap hihihi
Tuh kan, anak-anak jadinya belajar.
Permainan yang bisa dilakukan bersama-sama juga bisa didonlot dari aplikasi di smartphone. Seperti permainan tebak gambar. Seru kalau sudah main barengan. Rumah jadinya ramai terus heuheu Permainan tebak gambar juga memberikan stimulasi pada anak yang baru belajar membaca dan mengingat nama-nama benda dan binatang.
3. Pilih mainan yang awet dan tahan lama.
Alhamdulillah selama ini, mainan anak-anak saya turun temurun. Dari anak satu sampai anak 6 mainannya cuma bertambah beberapa saja. Itu pun karena membeli mainan untuk si Abang karena dia jagoannya sendiri. Lima anak saya perempuan dan mainan mereka masih awet hingga sekarang. Kebanyakan mainan mereka adalah boneka, alat masak-masakan, cetakan playdoh. Mainan juga harus dirawat seperti halnya benda yang lain agar bisa dipergunakan sebagaimana mestinya dan aman dimainkan oleh anak-anak.
4. Pilih mainan yang aman untuk anak-anak.
Jauhkan mainan anak-anak yang bisa mencederai anak. Misalnya pistol mainan dengan peluru, pedang dari kayu, mainan bertali, bola-bola kecil dll yang bisa mencelakai anak yang lebih kecil. Saya kadang kecolongan saat si Abang membeli mainan sendiri di sekolah. Untuk meminimalkan kecelakaan saat bermain saya mewanti-wanti si abang untuk berhati-hati, apalagi lawan mainnya adik-adik perempuan. Jika sudah tidak bisa dikendalikan lagi, mainannya saya simpan dan sembunyikan di tempat yang dia tidak menemukannya.
Anak saya yang ketiga ini laki-laki dan aktif sekali. Kadang kalau sudah main tidak tahu waktu. Kalau kecapekan dan kekurangan minum, dia demam.
Dulu waktu dia kecil, kalau pas demam, badannya sampai menggigil dan mengigau. Mungkin saking panasnya. Sementara suhu di sekitarnya dingin. Saat itu saya sering cemas karena selalu berulang demamnya sampai usia 7 tahun. Alhamdulillah saat itu saya selalu sedia Tempra Syrup sehingga dapat meredakan demamnya yang naik turun.
Sekarang usianya sudah 11 tahun, selepas usia 7 tahun si abang sudah mulai kuat dan jarang demam. Nah, sekarang gantian adiknya yang bayi. Sudah 4 bulan ini dia mendapatkan imunisasi dan sepulang imunisasi demam. Saya selalu sedia Tempra yang menemani saya selama ini. Apalagi ada Tempra Syrup drop khusus bayi hingga usia 1 tahun. Alhamdulillah saya tidak perlu cemas lagi ketika si kecil mengalami demam karena ada obat pereda demam yang aman untuk bayi dan anak-anak.
5. Pilih mainan yang dapat mengembangkan motorik halus, motorik kasar, kemampuan kognitif, sosial dan emosionalnya.
Seperti misalnya bermain masak-masakkan atau membuka restoran. Ketika bermain anak-anak belajar bagaimana caranya menuliskan menu, menghitung kembalian, menyapa pelanggan dan lain-lain. Saya suka tersenyum geli ketika saya ikut menjadi costumer. Anak-anak saya itu serius lho kalau main begitu. Meskipun makannya pura-pura tapi ketika menyapa pelanggan, mencatat menu, menyajikan makanan, mempersilakan makan itu seperti sungguhan. Anak-anak memang pembelajar cepat!
Itulah sekelumit pengalaman saya dalam memilihkan anak-anak permainan dan mendampingi mereka dalam bermain. Semoga dapat menginspirasi!
Seru banget punya anak 6. Cuma emang pusing kalau sakit satu lalu menularkan pada yang lain. Terima kasih atas sharing-nya, Mbak
ReplyDeleteIya mas. Kerasa banget. Rame tiap hari. Kalau sakit ya berjamaah juga heuheu doakan aja moga emaknya makin strong hehhe
DeleteSama sama mas 😊
Wah setuju mbak, mainan itu harus dijaga dan dirawat. Kdg aku agak brtanduk klo ada anak ttgangga yg mainin anakku dg tidak berperipermainan haha akhirnya aku simpan, saat anakku pengen main baru aku keluarin
ReplyDeleteHahaha berperipermainan xixixi
DeleteIya, mainan yang bisa dicuci saya cuci. Yang ga dipakai saya simpan. Habis main dibereskan lagi bersama sama. Kalau ga gitu hilang deh. Entah kemana hehe
Ma syaa Allah, baarakallah... seru banget ya 6 anak mb... smg mjd anak2 sholeh, sholehah
ReplyDeleteIya Ummu. Alhamdulillah. Jazakillah doanya. Semoga demikian juga putra putri ummu aisyma aamin ya rabbal alamin ❤
DeleteTerima kasih artikelnya sangat bermanfaat
ReplyDeleteSami sami teteh. Pasti di rumah teteh mah lebih seru lagi ya. Secara jagoannya ada 5 heuheu
Deletemasyaallah, anak 6 tapi masih awet muda.
ReplyDeletepasti karena sering main ya waktu kecilnya jadi badannya sehat bugar hehehe. .
thx for sharing. very inspiring :)
Alhamdulillah mbak. Mungkin juga ya mbak hehehe btw itu foto PP blm di update. Foto tahun kemarin. Mungkin sekrang dah berubah lagi xixixi
DeleteTerima kasih sudah mampir ❤
MasyaAllah 6. Saya yang 4 aja udah ngos2an :D Barokallahu fiikum
ReplyDeleteSeru banget Mbk permainannya, aku kebayang rumah rame ya banyak anak. Kalau enaknya kreatif, anak juga akan makin terasah rasa ingin tahunya ya.
ReplyDeleteTipsnya sangat bermanfaat
ReplyDeleteManfaat banget tips dari Ummi 6 jagoan ini. 6 loh??? Keren banget
ReplyDeleteJagoan satu mbak tapi alhamdulillah satu juga berasa ada 10 orang hihi yang 5 lagi perempuan semua. Sering diusilin sama si jagoan ini 😛
DeleteJadi ingin kembali ke masa kecil... Saat bisa bermain sepuasnya :-)
ReplyDeleteIya mbak ... Sammma ❤
DeleteAtuhlah teh meuni ngiri da mainan bisa turun temurun gitu. Ajarin! Anakku kok dibeliin mainan sehari langsung rusak ya, dipreteli mulu jadi rada males klo beli mainan, huhu
ReplyDeleteDulu waktu tinggal di jepang, saya rutin ke flea market. Di sana banyak mainan bagus yang dijual 100 yen hingga 500 yen. Kualitasnya bagus meski bekas. Dan pas pulang saya bawa ke bogor. Di pakai dari S1 sampai S5. Terutama boneka. Boneka tangan. Mainan masak masakan. Kereta sinkansen. Mainan kayu hurup hurup berkarakter. Saya rawat. Kalau sudah dipakai dibereskan. Disimpan kalau udah pada bosen ganti mainan yang lagi pengen dimainin. Dicuci yang bs dicuci terus diplastikin. Gitu teh Shine.
Deleteaku sudah buat ring basket tapi ya gitu bolanya ketusuk pohon salak :)
ReplyDeleteaku juga waktu ke bogor , anak pertama demam langsung beli tempra di apotik sembuh
Itu bola basket di abang juga belah. Ntah kenapa. Akhirnya ditambal. Di belakang rumag juga disediain lapangan pingpong. Supaya si abang keaktifannya tersalurkan hihi. Abis kalau ga capek dia ngerjain adiknya
DeleteWah terimakasih tipsnya Teteh, ternyata permainan yang asyiik itu tidak harus mahal yaa..
ReplyDeleteIya teh. Harus pinter pinter orang tua nyariin mainan dan permainan buat anak anak 😁
DeleteTerimakasih teh Artikelnya sangat bermanfaat buat nanti oleh2 mudik ketemu keponakan2 di Bogor, dan buat nanti kalau punya anak suatu saat nanti 😍
ReplyDeleteWah kalau mudik ke bogor, kabar kabari ya. Siapa tau bisa kopdaran 😍
Deletewaaa... 6 bersaudara, sama kayak saya dulu tapi kebalikannya, saya malah satu-satunya cewe :D
ReplyDeleteRame ya mbak hehhe
DeleteSaya juga dulu dari 7 bersaudara. Udah ga aneh dengan keramaian di rumah. Sebab kecilnya juga begitu hehhe
Aduhai, banyak anak, banyak rezeki, banyak pengalaman, banyak ilmu, dan banyak-banyak berbagi nih.. keren!!!
ReplyDeletebanyak suka dukanya Lina hehhe doakan aja moga emaknya tetep waras :-D
Deleteassalamualaikum mbak sri
ReplyDeleteini kunjungan pertamaku ke sini, ahhhh liat anak2 mbak sri jadi inget diri sendiri ... aku pun 6 bersaudara dan jarak adik yg paling deket itu 7 tahun dan paling jauh alias bungsu adikku baru kelas 1 smp ... dan karena adikku banyak itu lungsuran mainannya pun banyak buat anakku hehehehe
anak banyak yg penting selalu sehat, akur + sayang sama orangtua dan saleh/salehah
wa alaikumsalam mbak Ayya ... wah makasih ya mbaak sudah mampir di blogku. iya sama banget. bedanya saya 7 bersaudara, adikku yang bungsu juga bedanya jauh banget. dia lahir, saya kelas 1 SMP beda 13 tahun ^_^ Seru alhamdulillah.
Deleteiya bener mbak.mohon doanya selalu yaa :-) Aaamiin ya rabbal alamin ..