Sumber: efelin.com |
Bagaimana perasaan Anda saat melihat anak-anak Anda seperti yang tergambar dalam foto di samping? Gelisah? galau? marah? pasti perasaan campur aduk! Anak laki-laki fitrahnya "born to kill" , cara bertemannya pun unik, GULAT! Tidak percaya? silakan buktikan sendiri!
Nah, bagaimana kalau gulatnya ini bukan untuk tanda persahabatan tetapi mengarah pada permusuhan? Di bawah ini ada beberapa tips yang bisa dipakai untuk mengatasi hal tersebut. Semoga bermanfaat :-)
Berbagai cara dilakukan anak untuk mengekspresikan emosinya. Seringkali anak dengan mudah memukul, menggigit dan menjambak sebagai bentuk meminta perhatian. Cari tahu cara mengatasinya.
Nah, bagaimana kalau gulatnya ini bukan untuk tanda persahabatan tetapi mengarah pada permusuhan? Di bawah ini ada beberapa tips yang bisa dipakai untuk mengatasi hal tersebut. Semoga bermanfaat :-)
Berbagai cara dilakukan anak untuk mengekspresikan emosinya. Seringkali anak dengan mudah memukul, menggigit dan menjambak sebagai bentuk meminta perhatian. Cari tahu cara mengatasinya.
- Memahami Perasaannya
Jika suatu kali kamu melihat si kecil mengangkat tangan dan hendak memukul teman sebaya atau orang lain di dekatnya, maka hal yang bisa kamu lakukan adalah meraih tangannya dan katakan, “ Aku tahu kamu kesal. Boleh saja kamu marah tapi tidak baik kalau kamu memukul.”
Menurut Tovah Klein, Director of The Barnard College Center for Toddler Development di New York, kalau kamu ingin meredam emosi anak, salah satu cara yang tepat adalah kamu diminta untuk memahami alasan memakai si kecil memukul. Jangan fokus kepada tindakan anak, tetapi lakukan pendekatan dengan berempati pada perasaan anak.
2. Jelaskan Tentang Akibatnya
Jangan sesekali kamu menanyakan pada anak, bagaimana perasaannya kalau temannya memukul si kecil. Karena anak belum cukup dewasa untuk memahami tentang arti berempati, yaitu meminta mereka merasakan bila hal negatif itu menimpa dirinya.
Yang bisa kamu lakukan adalah mengajak si anak untuk berpikir logis. Misal kalau ia memukul atau menjambak rambut temannya di taman bermain, maka si kecil akan dijauhi oleh teman-teman sepermainannya. Hal ini tentu tidak menyenangkan karena si anak nantinya nggak punya teman bermain.
3. Jelaskan Tentang Akibatnya
Jangan sesekali kamu menanyakan pada anak, bagaimana perasaannya kalau temannya memukul si kecil. Karena anak belum cukup dewasa untuk memahami tentang arti berempati, yaitu meminta mereka merasakan bila hal negatif itu menimpa dirinya.
Yang bisa kamu lakukan adalah mengajak si anak untuk berpikir logis. Misal kalau ia memukul atau menjambak rambut temannya di taman bermain, maka si kecil akan dijauhi oleh teman-teman sepermainannya. Hal ini tentu tidak menyenangkan karena si anak nantinya nggak punya teman bermain.
4. Cari Tahu Pemicunya
Si kecil selalu menggangu teman saat bermain bersama dengan mengigit? Kalau iya, segera cari tahu penyebab atau pemicu dari tindakan tersebut. Tahukah kamu, Bu, ternyata kondisi lapar lebih mudah memancing emosi anak saat bermain. Karena itu, sebelum si anak bermain bareng teman-temannya, pastikan bahwa dia sudah cukup kenyang. Atau, jika memang memungkinkan, pada saat bermain, kamu bisa memberinya makanan ringan, misal roti untuk mengganjal lapar sejenak.
5. Beri Permen Agar Lupa Menggigit
Saat si kecil ingin menggigit kamu bisa memberinya permen. Maka dengan begitu, si anak akan sibuk mengunyah permen dan melupakan keinginan untuk menggigit. Kamu bisa menyisipkan permen di kantung celana anak. Cara lainnya adalah memberikan lenganmu saat si kecil mengigit. Sakit sudah pasti, tapi kamu sudah membantu anak untuk meredam emosi dan mencegah anak menyakiti teman sepermainannya.
6. Ibu Harus Bisa Kendalikan Situasi
Jika si kecil ingin menyakiti teman bermainnya dan terlihat sulit untuk dikendalikan maka kamu harus segera mengambil posisi. Kamu harus mampu mengendalikan situasi. Jauhkan si kecil dari temannya, segera pangku anakmu dengan posisi berhadapan. Pastikan anak tidak berusaha menyakiti dengan cara memukul, menggigit atau menjambak rambutmu ya, Bu!
Menurut Fran Walfish, M.D, penulis buku The Parent Self-Aware, kamu harus mampu mengendalikan situasi ketika anak berprilaku negatif. Saat tubuh anak rileks, kamu bisa mengajaknya bernegosiasi dengan mengatakan bahwa kamu akan mengizinkan si kecil kembali bermain dengan berjanji tidak memukul temannya. Setelah itu, jangan lupa berikan kecupan atau pelukan sayang ketika anakmu berhasil memenuhi janjinya. Selamat mencoba, Bu!
Copas
Post a Comment
Post a Comment
iframe komentar