“Safira, hal begheit an tasbah ukhtun kabir?”
tiba-tiba Hayya melontarkan pertanyaan itu. Alisku berkerut. Dia bertanya, maukah aku menjadi kakaknya. Segera kujawab penuh semangat.
“Tentu saja mau, Sayang!” Kupeluk dia. Hayya begitu ringkih dan polos.
“Setelah aku ditinggal kedua orang
tua dan adik-adikku, milikku hanya kakek dan nenek.
Jika mereka meninggal siapa yang akan menjadi temanku?” katanya lagi, polos.
Ada riak air di matanya dan luruh satu-satu di pipinya
yang tirus pucat.
Ya, Rabbi, pertanyaan yang menohok
sekali. Kupandangi wajah polosnya. Kuusap dengan lembut airmata yang membasahi
pipinya.
“Iya Sayang, pasti aku akan
menjagamu, insyaAllah. Aku janji!” Tenggorokanku mendadak
kering, suaraku parau. Aku menangis. Aku sedih harus berpisah dengannya.
“Berdoa pada Allah ya, agar Allah
mempertemukan kita lagi. Kakak akan terus mengirimimu surat. Akan kakak kabarkan
pada dunia, bahwa ada engkau, anak yang luar biasa di
bumi Palestina, Hayya. Gadis kecil penjual roti yang hebat dan sholihat.“ kataku
lagi.
Gadis kecil itu menangis dalam
pelukanku. Rasanya enggan melepaskannya dalam kesedihan, sendiri. Betapa
beratnya menjadi Hayya, sepulang sekolah, dia mendapati rumahnya sudah porak
poranda, dengan ayah dan bunda
ditemukan telah tak bernyawa. Begitu juga dengan adik-adiknya. Sungguh
peristiwa yang tragis.
“Safira, mengapa mereka, orang-orang
Israel membenci kami, bangsa Palestina? Mengapa mereka membunuh Ayah, Bunda dan
Adik-adikku? Mengapa mereka menghancurkan rumah-rumah kami? Sekolah kami? Kebun
kami? Mainan kami?” Hayya menangis dalam pelukanku.
Entahlah, aku pun tidak tahu
jawaban pastinya. Kebencian dan keserakahan itu datang membabi buta, sehingga
sudah tidak ada lagi hati nurani di dalamnya.
Kuusap perlahan kepala mungil berselimutkan
jilbab putih itu. Anak Palestina yang telah kehilangan segala-galanya. Ayah bundanya,
keluarganya, masa kecilnya, kebebasannya. Ada ketakutan
dan keperihan diselipan cita-cita yang tinggi untuk kemerdekaan negerinya. Ya
Allah, apakah aku sanggup menjadi dirinya?
Aku tak sanggup berkata apa-apa.
Lidahku kelu, mulutku tak sanggup menguntai kata lagi. Wajah kami telah basah
dengan air mata yang sepertinya enggan mengering. Gadis kecil itu menangis
tersedu di dadaku. Tubuh kami sama tergoncang menahan pilu. Entah berapa lama
kami dalam posisi seperti itu. Rasanya aku tak ingin meninggalkannya seorang
diri lagi.
Perlahan doa terlantun di dalam
hatiku. Hayya sayang, semoga engkau dan
saudara-saudaramu segera menghirup udara bebas dari penjajahan kaum zionis
Israel laknatullah. Benderamu akan berkibar di langit kebebasan. Dan mimpimu
bersekolah hingga ke luar negeri akan segera terwujud. Allah bersama
orang-orang yang sabar.
Angin gemerisik menyentuh
dedaunan pohon jeruk, suaranya syahdu menjadi saksi dua
orang yang saling berjanji menjadi kakak dan adik sampai akhirat nanti.
Mau tahu kisah lengkapnya? Silakan pesan bukunya, bisa lewat saya atau ke Kontak untuk order: +6281555714545, +6287857574521 (FLP Saudi Arabia).
Sudah terbit antologi SEMESTA CINTA UNTUK GAZA. Harga Rp 35.000 saja, royalti 100% untuk saudara kita di Palestina.
Mau tahu kisah lengkapnya? Silakan pesan bukunya, bisa lewat saya atau ke Kontak untuk order: +6281555714545, +6287857574521 (FLP Saudi Arabia).
Sudah terbit antologi SEMESTA CINTA UNTUK GAZA. Harga Rp 35.000 saja, royalti 100% untuk saudara kita di Palestina.
Betul bunda @hana.
ReplyDeleteterimakasih sudah mmapir membacanya bunda 37 Mw :-) namanya siapa mbak? salam kenal dari Tuti, ummu salma ^_^
DeleteTri Sapta Mw, Tuti. Menyentuh cerpenmu.
DeleteBaguus banget mbak, sampai menitik air mataku. Pengen share tapi kagak tahu caranya. Moga Allah Swt memberi perlindungan yang lebih untuk anak2 Palestina....
ReplyDeleteAlhamdulillah, saya menulis cerpen ini setelah melihat tayangan video klipnya maher zein ttg anak palestina yang menggenggam batu untuk menghalau tentara zionis yang naik mobil besi bermortir. Terus saya melihat anak-anak Gaza diwawancara sama media, mereka polos meminta kembali mainan mereka, minta dikembalikan lagi ayah ibunya. Ya Allah, kalau saya ada di antara meereka kayaknya engga mungkin bisa nulis seperti ini :-(
Deletekalau mau share, klik ada dibawah tulisan, kan ada t untuk twitter, f untuk fesbuk, G+ untuk gmail :-)