Oleh: Mama Ina Inong
Fantasi berarti membayangkan, menceritakan, melukiskan, mencitrakan hal-hal yang mustahil. Dipercaya atau tidak, sangat terserah pada kepiawaian si pengarang bercerita dan berkreasi. Fantasi adalah hasil dari suatu kreativitas, dan karenanya, tak ada peraturannya, tak ada larangannya, juga... tidak bisa diajarkan *senyum*. Penilaian akhir hanyalah: apakah fantasi kita diterima dengan baik oeh siapa pun kepada siapa fantasi itu kita diceritakan.
Fantasi adalah menggambarkan sesuatu yang tidak terjadi bahkan ungkin tidak akan bisa terjadi. Kisah Fantasi adalah suatu keadaan dimana seseorang membayangkan dan mengharapkan sesuatu bisa dialaminya. Fantasi memang tidak berbasis pada realitas tapi bisa diterima bagi mereka yang berada di dunia fantasi itu sendiri.
Fantasi bisa diterima, kalau penerima fantasi itu bisa menerimanya dengan batasan-batasan yang ada padanya. Batasan-batasan itu sesuai dengan kaidah hubungan antar manusia yang berlaku.
Di dalam karya tulis, Eyang Djoko "memfantasikan" beberapa macam fantasi:
1. MYTHOPOEIA
Fantasi yang diterima sebagai mithos, boleh dibilang: fantasi pembuat mithos. Mithos sendiri adalah suatu cerita tradisional mengenai sejarah masa lampau tentang suatu kejadiaan atau peristiwa, dan biasanya melibatkan tokoh atau kejadian supernatural. Contoh: Mithos Gunung Tangkuban Perahu. Secara ilmiah, dataran Bandung, katanya, berasal dari sebuah danau raksasa. Mungkin seseorang di zaman dulu embuat kisah fantasi tentang Sangkuriang dab yang lainnya. Begitu piawainya fantasi ini, hingga akhirnya orang menerima bahwa itu bisa saja terjadi.
2. FANTASI KONTEMPORER
Fantasi ini berdasarkan setting yang ada di dunia nyata, di zaman yang sedang berlaku, di mana keajaiban terjadi. Mungkin dari makhluk gaib dari dunia lain yang tersesat ke dunia kita, atau gabungan dunia nyata dan dunia fantasi seperti cerita Harry Potter. Contoh lain komik THOR yang mengabungkan "Asgard" dan New York.
3. FANTASI ANAK-ANAK DAN REMAJA
Ini adalah sastra remaja dan anak-anak dengan unsur fantasi di dalamnya. Tokohnya biasanya anak-anak dan reaja yang mempunyai kemampuan unik, benda, atau bahka bersahabat dengan tokoh lain yang memiliki kelebihan untuk mengalahkan lawan-lawan yang jauh lebih kuat. Contoh: Harry Potter adalah ahli sihir yang masih remaja. Alice in Wonderland. Hobit, Narnia, Chocolate Factory.
4. FANTASI URBAN
Fantasi yang settingnya kota dan kehidupan di kota dan melibatkan aspek-aspek fantasi. Ekstrimnya misalnya kedatangan alien, munculnya makhluk mitologikal, manusia berdapingan dengan makhluk paranoral, konflik antara manusia biasa dengan makhluk paranormal.
5. MEMBANGUN DUNIA BARU
Di sini adalah pebentukan dunia imaginer yang lengkap segala-galanya, geografinya, cuacanya, sejarahnya, penduduknya, bahkan jagad rayanya. Semua dibangung sesuai ceritanya. Ini bisa dilakukan dengan dasar ilmiah atau kegaiban, atau gabungan keduanya. Bahkan bahasa, agama, adat istiadat penduduk, dunia fauna, dan floranya diciptakan.
6. FANTASI JAGAD PARALEL
Jagad Pararel adalah suatu jagad yang secara keseluruhan mirip dengan jagad kita tetapi punya hukum-hukum alam yang berbeda-hadir dalam waktu yang bersamaan. Kedua jagad itu bisa saja berhubungan. Dalam fantsi tempo dulu, jagad seperti ini udah ada: surga, neraka, olimpus, kahyangan, valhala, semuanya adalah jagas yang pararel dengan jagad kita. Di fantasi modern jagad seperti ini tampil dan digunakan oleh tokoh ceritera dari fantasi pengarang ke fantasi realitas. Perbedaan antara fiksi imiah dan fantasi makin kabur saat jagad kita adalah bagian dari jagad pararel yang kita kembangkan.
APA YANG BISA MEMICU DAN MEMACU FANTASI?
Ide membuat cerita fantasi bisa datang dari mana saja. Bisa jadi tergantung kepekaan kita masing-masing terhadap fantasi itu sendiri. Ada orang yang melihat apa saja timbul ide fantasinya.
Pengalaman pribadi Eyang Djoko Lelono, pemicunya adalah pertanyaan: "Gimana, kalo...?"
Contoh:
Saat naik busway, bisa timbul banyak 'Gimana kalo"
Gimana kalo bis ini sesungguhnya adalah bis ke dunia lain.
Gimana kalo penumpang bis ini sesungguhnya bukan manusia.
Gimana kalo seluruh isi bis ini sebelum turun harus menjalani suatu tes tertulis dulu.
Gimana kalo bis ini sesungguhnya mesin waktu, dst.
PERSIAPAN APA UNTUK MENULIS SEBUAH FANTASI?
1. IDE
Pastikan ide apa yang akan anda garap.
Syaratnya:
- Bisa diterima pebaca (kalau pun tidak masuk akal ya di beri alasan, bisa melawan hukum alam, dsb)
- Bukan ide 'tolol', misalnya ada tokoh jin tapi cuma ditugaskan cari makanan. Tapi kalau ditugaskan menciptakan kedamaian dunia tapi dengan akibat usnahnya manusia, nah itu baru menantang.
- Menarik. Idemu harus bisa meninggalkan suatu 'kenangan' pada pembaca.
2. GARIS BESAR CERITA
Buat peta tentang ceritamu: geografinya, tokoh-tokohnya, bahasanya, sifat masing-masing, dst. Juga garis besar ceritanya (sinopsis) untuk mengetahui mau dibawa kemana cerita itu.
3. RISET LATAR BELAKANG
Akan sangat membantu bila anda tahu benar latar belakang tokoh-tokoh dan TKP berdasarkan fakta yang ada.
Misal: tokoh anda hidup di zaman Majapahit. Dia lapar, terus masuk ke kebun singkong. Terus membakar singkong, benarkah?
4. MULAI MENULIS
Mengarang adalah ekpresi pribadi pengarang. Tata bahasa, ejaan, dan lain-lain mungkin saja bisa obrak-obrik, asal sesuai dengan warna cerita yang kita tulis.
Mungkin kalimat langsung bisa anda tulis seaneh itu, tapi jangan lupa tanda baca, pemotongan kalimat, dll yang membuat pembaca nyaman, juga editor.
5. DRAFT, DRAFT, DRAFT
Jika anda mulai menulis, jangan takut menulis draft. Saat tulisan anda selesai, bacakan pada teman anda. Lihat reaksinya, atau rasakan sendiri pakah sudah cukup aik atau tidak. Jangan takut menulis ulang.
catatan: Tulisan ini semua adalah fantasi, dan hanya fantasi. Tak perlu dimasukkan ke hati. Tak perlu dijadikan ilmu. Anggap saja kita omong-omong sambil nongkrong makan kue pancong- Djokolelono.
*dikutip dari makalah talkshow "Berfantasi Tidak Dilarang" yang diselenggarakan oleh PT. Mizan Pustaka bekerjasama dengan TM Bookstore, Detos-Sabtu 28 Januari 2012.
Post a Comment
Post a Comment
iframe komentar