Menjemur pakaian adalah pekerjaanku setiap hari. Banyak hal yang kadang berseliweran dalam benakku setiap kali melakukan aktifitas ini. Dari ide masak untuk hari ini, ide menulis atau yang hari ini mampir di hidungku. Benih bunga Tampopo.
Tampopo (dalam bahasa Jepang) atau Dandelion (bahasa Inggris) atau Randa Tapak adalah bunga yang mengembangbiakan keturunannya dengan cara menyebarkan benih dengan bantuan angin.
Aku suka sekali bunga ini. Di masa kecil aku akan mencari bunga ini dan meniupnya dengan teman-teman dan mengejarnya samapi tidak kelihatan lagi di udara.
Sampai sekarang pun aku dan anak-anakku sering bermain dengan bunga ini. Aku akan meniupnya keras, dan anak-anak akan berlarian mengejar benih bunga sambil berteriak-teriak kegirangan.
Shofi, anak ke-4, karena belum sekolah, dialah yang kerap menghiburku dengan keruwetan setiap hari menghadapi pekerjaan rumah. Dia mengekorku menjemur baju dan menghadiahkanku bunga-bunga rumput dan Tampopo.
"Ini, untuk Ummi. Cantik kan? sama kayak Ummi, cantik." cetusnya sambil tertawa dan berlari mencari bunga lagi.
Memikirkan Tampopo, kadang aku pun termenung, mungkin begitu juga kelak dengan anak-anakku. Mereka akan menyebar ke seluruh penjuru dunia mencari hakikat hidupnya. Ah, mengingat masa tua, kadang menyedihkan ya. Aku tidak ingin menjadi tua sendiri dan tidak memiliki kenangan indah bersama anak-anakku.
Perjalanan masih panjang, aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu untuk tidak memberikan yang terindah kepada anak-anakku. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri.
"Tampopo, bunga yang datang dan pergi kemana pun angin membawanya. Tumbuh dan menghiasi dunia dengan warna kuning yang cantik. Memberi tanpa meminta imbalan, pergi dalam diam kekhusyuan."
*Refleksi siang, edisi kangen sama yang lagi Ulang tahun ke 10, happy milad kakak Salma Nabila
Teriring sayang dan cinta dari Ummi...
-Bundanya 5 SN-
Post a Comment
Post a Comment
iframe komentar