Beberapa waktu yang lalu di tivi jepang diberitakan ditariknya segala macam makanan, dari jenis kue/pastri, makanan ringan (snack) dll dari produk Fujiya co.
Dampak dari skandal ini tidak hanya ditariknya produk-produk hasil produksi Fujiya, tetapi juga tutupnya semua pabrik, toko dan restaurant yang mengusung nama Fujiya. Begitu juga dengan president Fujiya (sacho Fujiya) Rintaro Fujii, beliau mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawabannya terhadap kasus ini.
Kasus ini terungkap setelah dilaporkannya bahwa Fujiya disalah satu pabriknya menggunakan susu yang sudah kadaluarsa.
Begitu juga dengan sanitasi kebersihan dalam pengolahannya sangat buruk sekali. Tikus-tikus pun banyak menghuni pabrik tersebut.
Walhasil setelah pemberitaan ini convenient store dan supermarket menengah dan besar telah menarik semua produk Fujiya. Kelas menengah meliputi Maruetsu (191 toko), Raibu koporeshon (195 toko), Izumiya (l.k. 80 toko). Sedangkan convenient store besar yang melakukan aksi serupa adalah Family Mart (6880) dan CircleK SunKus (6300 toko). Family Mart bahkan terjun langsung ke pabrik Fujiya untuk melakukan pemeriksaan proses produksinya. Bentuk protes terhadap Fujiya pun bertebaran, seperti di Japan Probe, dalam satu artikelnya mengajak masyarakat untuk Don't Eat At Fujiya
Hmm..kibishi ...tentu saja!!!!!..ini menyangkut makanan yang layak dimakan oleh ribuanorang.
Sempat juga membantin sendiri, jika makanan khas Indonesia dijual disini, gimana yah???. Karena standar keamanan makanannya sangat tinggi, tidak bisa bersaing dengan makanan disini, walaupun makanan khas Indonesia enak tenannnnnn....
Ingat kue kastengel/keju, yang di kasih trick ditambah garam, biar kejunya tetep terasa tetapi harganya agak murah dikit...karena harga keju selangit. Kuning telur untuk olesan kue yang diganti dengan sipuhan kuning. Goreng pisang ditambah sipuhan biar kelihatan menarik, kuning garing.....
Inget tahu, ikan, bakso yang pake pengawet. Saos tomat berpewarna, dll...
Belum lagi makanan tersebut halal atao tidak...karena ternyata untuk membuat sertifikat halal sangat..sangat mahal...(ini kabar dari keponakan seorang yang membuat sertifikat halal di Ind). Katanya, sebenernya harga selembar sertifikatnya tidak begitu mahal, tetapi harga orang yang membuat sertifikatnya yang mahal. Itu tidak hanya satu atau dua orang dalam satu tim, biasanya 4 orang. Jika di daerah, maka orang yang meneliti ke dalam pabrik/home industri harus diganti biaya akomodasinya. Dari ongkos, hotel, makan dll. Wallahu'alam.(Sayangnya di website LPPOM-MUI tidak dicantumkan besarnya biaya pembuatan sertifikat ini. Jika hal tersebut dicantumkan, saya kira dapat memudahkan perusahaan dalam mengalokasikan biaya dalam pembuatan sertifikat halal).
Mungkin biaya akomodasi bisa ditekan lebih ringan jika saja semua orang sadar akan arti pentingnya makanan halal. Karena makanan halal akan sama dengan makanan yang baik/thoyib. Dari proses pemilihan bahan, pengolahan dan pengemasan.
Mungkin akan lebih efektif jika ada campur tangan pemerintah dalam hal ini memberikan subsidi silang untuk pembuatan sertifikat halal pada produk makanan di Indonesia.
Di bandingkan jepang, mungkin Indonesia paling banyak kasus penyalahgunaan bahan-bahan makanan yang membahayakan tubuh manusia. Tetapi hal ini tidak mudah untuk memberantasnya, karena kesadaran masyarakat untuk membuat dan mengkonsumsi makanan halal dan baik belum seragam. Hal ini menjadi kasus yang dilematis.
Ayo kita tingkatkan gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan halal dan baik saja. Yuk kita mulai dari rumah kita. Jangan sampai ketika ada kasus keracunan makanan, baru kita sadar akan makanan halal dan sehat.
Utsunomiya, 23 Januari 2007
Post a Comment
Post a Comment
iframe komentar